Februari 03, 2009

Ketika salah satu pendiri Majalah TEMPO itu telah tiada...

Senin tanggal 2 Februari 2009 Jakarta diguyur hujan deras sejak malam...benar2 gak berhenti sampai saat aku berangkat kantor. Bus kantor pun telat dateng dan begitu duduk manis di bus kantor ada berita kalau Harmoni macet total karena kantor BTN terbakar...terpaksalah cari jalan alternatif dan akhirnya sampai kantor dah hampir jam 09.00 WIB.

Dan aku baru ingat kalau hari itu ada jadwal interview kandidat Plant Manager....padahal aku ada training juga nih...wuaduhhhhhh......
Akhirnya atasanku yang ikut panel interview dengan beberapa bos engineering...dan aku bisa ikut training. Training internal aja sih sebenarnya untuk persiapan jadi trainer untuk customer.

Pagi itu ada 2 sesi training. Nah saat sesi 2 sedang berlangsung tiba2 ada berita kalau Ayahanda Reno (salah satu temen kantorku) meninggal dunia pada pukul 10.00 WIB....Innalillahi wa inna ilaihi roji'un.....
Ayah Reno adalah Bapak Yusril Djalinus....salah seorang pendiri majalah Tempo bersama dengan Goenawan Muhammad dan kawan-kawan pada tahun 1971.
Memang Ayah Reno sudah masuk RS Mitra International Jatinegara sejak hari Kamis (29/1/2009) lalu karena terkena serangan stroke. Langsung kami memutuskan untuk melayat ke rumah duka karena jenazah akan diberangkatkan ke Purwakarta pada jam 13.00 WIB.

Aku dan teman2 kantor berangkat berombongan ke Kompleks PWI Kebon Nanas Jakarta Timur. Sesampai disana sudah banyak tamu yang datang untuk melayat. Banyak kalangan wartawan baik senior maupun junior.....bahkan aku melihat Goenawan Muhammad dan Bambang Harimurti sudah hadir disana.
Aku dan teman2ku masuk ke dalam rumah duka dan bertemu dengan Reno. Wajah Reno yang biasanya terlihat jahil dengan cengiran dan celetukan usil itu saat itu terlihat begitu penuh duka dan masih terlihat air mata yang mengambang di matanya. Aku speechless...gak tau harus ngomong apa....aku hanya bisa menjabat tangannya dan bilang,"tabah ya Ren...". Sepertinya temen2ku yang lain juga gak banyak berkata-kata....semua hanyut dalam kedukaan :(

Aku tau pasti bagaimana rasanya kehilangan Bapak, karena aku sudah mengalaminya. Sedih pastinya dan pasti akan merasa sangat kehilangan, maklum Bapak adalah sosok yang mendidik dan membesarkan kita sedari kecil selain Ibu kita.

Kami tidak lama berada di rumah duka, karena ambulance juga sudah siap membawa jenazah Ayah Reno untuk dimakamkan di Purwakarta.

Semoga Ayahmu diterima disisi Allah SWT dan diberi tempat yang indah ya Ren...Amin....
Tetap tabah dan sabar.

0 comments:

Posting Komentar