Juni 27, 2011

New Product Tokosouvenirku

Yuhuuuu...... ada produk baru lagi di Tokosouvenirku :)
Produk baru kali ini adalah Piggy Towel dan Shawl Cake. Piggy towel sementara ini ada 2 ukuran yaitu yang terbuat dari towel ukuran 23x23cm dan towel ukuran 30x30cm. Untuk pilihan warnanya sama seperti produk-produk animal towel sebelumnya yaitu pink/ putih/ coklat/ biru/ hijau dan kuning untuk towel ukuran 23x23cm sementara untuk towel ukuran 30x30cm pilihan warnanya putih/ pink/ coklat/ biru/ hijau/ kuning/ salem. Towel yang ukuran 23x23 cm tidak ada yang warna salem (peach).

Sementara untuk packagingnya menggunakan tabung mika diameter 8 cm tinggi 8 cm untuk piggy towel ukuran 23x23cm dan tabung mika diameter 8 cm tinggi 10 cm untuk piggy towel ukuran 30x30cm. Pilihan list untuk tabung mika adalah pita satin dan pita decorative.

Shawl Cake sendiri terbuat dari shawl rajut dengan warna dan motif campur...karena agak susah kalau hanya satu motif atau satu warna. Sementara ini bentuk yang tersedia adalah tart. Packaging kotak mika ukuran 9x9x9 cm dan diikat dengan pita satin (bisa pilih warna). Toppingnya menggunakan strawberry artifisial. Free thank you card.

Selesai dengan kreasi baruku tiba-tiba aku pengen banget menikmati es campur atau es teler atau minuman apalah yang dingin-dingin. Belakangan ini udara Jakarta panas bener euy...rasanya pengen minum yang segar-segar. Akhirnya setelah sholat Isya aku jalan ke arah Pasar Benhil. Ngelewatin Depot Terasa...nyangkut deh disini hehehe....akhirnya aku pesan Sup Iga Sapi dan Es Teler. Rasanya sup iganya enakkkkk....es telernya enak dan segarrrrr.....


Juni 24, 2011

Mini Tart & Muffin Towel untuk Ultah Phoebe...

Akhirnya mini tart & muffin towel pesanan Sis Yetty dari Kelapa Gading selesai juga. Dan hari ini diambil karena acaranya akan diadakan besok. Sis Yetty pesan mini tart & muffin dari towel ukuran 30x30cm, topping strawberry & cherry, packing butterfly mica dengan aksesoris pita satin.

Total pesanannya: mini tart towel sebanyak 75 pcs dan muffin towel sebanyak 75 pcs. Untuk warna handuknya Sis Yetty memilih warna putih dan coklat. Sementara untuk urusan warna pita diserahkan sepenuhnya ke aku. Untuk handuk putih aku kasih pita warna marun (entah kenapa aku paling suka memadukan warna putih dengan warna marun) dan untuk handuk warna coklat aku pilihin pita satin warna coklat tua.

Okay semoga acara ultahnya Phoebe yang ke-6 berjalan dengan lancar ya :)
Happy Birthday Phoebe...semoga selalu menjadi anak yang manis untuk orang tua, semakin cantik, semakin cerdas dan bisa membanggakan kedua orang tua...Amin...

Pernikahan sepupu yang tidak bisa kuhadiri...

Ini adalah kali kedua aku tidak bisa menghadiri pernikahan sepupuku. Sebenarnya pengen banget hadir tapi gimana lagi...
Acaranya dilangsungkan hari Selasa...selain hari kerja...juga pada saat itu aku masih di Thailand. Dari pihak istri-nya sepupuku minta hari pernikahan berdasarkan hitungan Jawa...hari dan tanggalnya. Sementara dari pihak keluargaku semua hari itu baik dan lebih baik lagi saat weekend biar semua saudara bisa hadir. Tapi apa mau dikata...Nenek-nya Anisa (istrinya sepupuku) berkeras acara diadakan tanggal 7 Juni 2011....akad nikah pagi dan temu manten setelah Asar (gak bisa ngomong lagi deh....)

Sebenarnya Tante-ku kepengen semua keponakannya hadir saat dia mantu...tapi apa daya...acara mantu di hari kerja tampaknya susah untuk mengharapkan semua keponakan hadir. Selain hari kerja juga acaranya di Malang sementara aku, adikku dan sepupuku yang lain kerja di luar kota semua. Dan tanggal itu aku masih di Bangkok hehehe...

Ok yang penting acaranya berjalan dengan lancar dan sukses. Happy...adik sepupuku bisa mengucapkan ijab kabul dengan sekali ucap. Semoga Happy & Anisa menjadi keluarga yang sakinah, mawadah, warrahmah...Amin...Amin...Amin...Yaa Robbal Alamin

بَارَكَ اللهُ لَكَ وَبَارَكَ عَلَيْكَ وَجَمَعَ بَيْكَمُاَ فِيْ خَيْرٍ

“Semoga Allah memberi berkah kepadamu dan atasmu serta mengumpulkan kamu berdua (pengantin laki-laki dan perempuan) dalam kebaikan”.

Juni 22, 2011

Bergelut dengan rutinitas lageee....

Pulang dari Thailand udah disambut dengan seabrek rutinitas lagi...rasanya tenaga belum pulih tapi langsung terkuras lagi. Kerjaan kantor yang seabrek...meeting area Jawa yang jadwalnya dimajukan....mencari kandidat karyawan...bikin report ini itu dan juga setumpuk pesanan souvenir...okay...enjoy aja :)

Minggu lalu ngerjain pesenan dari Sis Yetty dari Kelapa Gading. Sis Yetty pesan towel bentuk tart dari handuk uk. 30x70 cm packing kotak mika ukuran 9x9x9cm. Untuk handuknya Sis Yetty memilih warna putih semua dengan topping strawberry. Towel tart ini sebagai ucapan terima kasih untuk guru-guru sekolah dari putrinya Sis Yetty :)


Masih lanjut lagi mengerjakan pesanan dari Mbak Rina Pondok Gede. Beliau pesan doggie towel dari handuk ukuran 23x23cm packing tabung mika ukuran diameter 8cm tinggi 8 cm dengan list pita satin untuk acara syukuran baby-nya. Mbak Rina mau warna handuk campur...biru, pink, kuning, putih dan coklat. Pesanan Mbak Rina diambil hari Senin malam. Dan aku senang karena Mbak Rina puas dengan hasilnya. Makasih ya Mbak :)

Okay...sekarang waktunya mengerjakan pesanan Sis Yetty untuk acara ulang tahun putrinya Phoebe yang ke-6. Sis Yetty pesan towel cake bentuk mini tart dan muffin dari handuk ukuran 30x30cm packing butterfly mica. Untuk warnanya Sis Yetty memilih warna putih dan coklat dengan topping strawberry dan cherry. Saat ini lagi dalam proses penyelesaian. Hmm....moga-moga ntar malam bisa selesai dipacking dan pasang pita.

Dan masih ada sederet kegiatan...janji ketemuan dengan temen-temen kuliah...bikin stock tasbih dan lain-lain...semangat...semangat...
Sementara rencana ke Pulau Seribu ditunda dulu deh...

Juni 11, 2011

Last Day @Bangkok

Day 7, June 7, 2011

Hari ini adalah hari terakhirku di Bangkok. Agendaku hari ini adalah ke Vimanmek Mansion dan ke MBK. Karena semua barang udah aku packing jadi pagi itu aku bisa nyantai. Setelah mandi kami turun untuk menikmati sarapan di cafe hotel. Udara terasa dingin karena malam hari turun hujan yang cukup lebat.

Berhubung Vimanmek Mansion baru buka jam 10 am jadinya setelah sarapan pagi kami balik ke kamar dan rebahan lagi...maklum udara dingin banget pagi itu...mungkin selain pengaruh AC kamar juga karena abis ujan. Dan jam 10 am barulah kami berangkat ke Vimanmek Mansion, udara di luar hotel ternyata panas banget. Saat itu sekalian aja kami check out tapi boleh kok nitip barang bawaan di hotel tanpa bayar untuk diambil lagi sore hari saat mau berangkat ke bandara. Kami berangkat dengan naik taksi karena jalur ke arah sana tidak dilewati boat, kami gak mau naik Tuk-Tuk takut dibawa putar-putar dan males naik bus karena selain lama juga tulisan di bus Bangkok itu pakai tulisan Thai semua...nah daripada salah naik bus ya udahlan naik taksi aja.

Oya tiket untuk masuk Vimanmek Mansion itu jadi satu dengan tiket masuk ke Grand Palace. Untuk masuk ke Vimanmek Mansion pemeriksaannya ketat banget, pengunjung tidak boleh bawa kamera dan HP atau benda apapun yang bisa dipergunakan untuk memotret ataupun merekam. Jadi semua barang bawaan harus dititipkan di locker yang sudah disediakan. Dan untuk masuk ke Vimanmek Mansion masih harus melewati detector dan masih diraba-raba ama petugas cewek yang ada disana untuk memastikan benar2 gak bawa kamera atau HP. Pengunjung juga gak bisa jalan sendiri memasuki Vimanmek Mansion, harus dipandu oleh guide yang sudah disediakan.

Saat memasuki Vimanmek Mansion semua pengunjung harus melepaskan alas kaki dan disimpan di tempat yang sudah disediakan. Vimanmek Mansion adalah bangunan yang seluruhnya terbuat dari kayu jati. Hebatnya...bangunan setua itu masih terlihat sangat terawat dan sangat bersih...semua kelihatan berkilau. Pemandu rombonganku waktu itu seorang perempuan yang cantik dan anggun dengan bahasa Inggris dialek Thai. Dia menjelaskan dengan detail setiap bagian dalam Vimanmek Mansion. Dan lagi-lagi dalam rombongan tour-ku banyak bulenya :D

Pengunjung baru boleh berfoto di depan Vimanmek Mansion setelah selesai berkeliling ruangan dan barulah bisa mengambil kamera di locker. Itu pun hanya bisa berfoto didepan bangunan saja. Cuaca hari itu benar-benar panas saat menjelang siang...fiuhhhh...

Tujuan selanjutnya ke MBK dan kami menggunakan taksi lagi untuk ke MBK. Tapi sebaiknya jangan naik taksi dari depan Vimansek Mansion persis...pada belagu gak mau pakai argo...jadi kami jalan agak jauh dan barulah mencari taksi. Sesampai di MBK kami langsung menuju food court di Lt. 6 karena emang udah merasa lapar. Untuk beli makanan di food court kita harus menukarkan uang kita dengan kupon, jadi kita membayar makanan dan minuman dengan menggunakan kupon...kalau masih ada sisa kuponnya bisa ditukar lagi dengan uang.
Tapi ternyata setelah berkeliling kami hanya menemukan 1 stand makanan berat yang bertanda halal...dan itu masakan India...oh nooo...aku gak suka makanan India. Kami lalu turun ke lantai 5, di lantai 5 ada tempat makan juga...dan ternyata banyak yang menjual makanan halal.

Ada resto Jimbaran Bali disitu lho dan makanannya halal...dan akhirnya aku beli makanan disitu...menunya Nasi Goreng Special...nasi goreng dengan sate ayam khas Bali. Jauh-jauh ke Thailand eh makan makanan Indonesia juga huehehehehe...

Selesai makan kami kembali ke Lt. 6 dan beli sticky rice with durian alias ketan durian. Emm...rasanya terlalu manis untuk ukuran lidahku...aku lebih suka ketan durian waktu beli di Pasar Central Kuala Lumpur....yah tergantung selera sih :)

Just info: untuk yang berkunjung ke Thailand tapi gak sempat ke tempat2 wisata kalau mau beli souvenir cari aja di MBK ini. Harganya murah dan masih bisa ditawar.

Ok saatnya kembali ke hotel untuk mengambil barang kami dan segera berangkat ke Suvarnabhumi Airport. Rutenya dari hotel kami naik taksi ke stasiun Phaya Thai dan naik Airport Rail Link menuju Suvarnabhumi Airport. Pesawat kami masih jam 20.50 take off...jadi kami pikir kami masih bisa nyantai di bandara. Ternyata oh ternyata saat check in ketemu dengan Ibu muda dari Padang yang bawa belanjaan berkoper-koper...dia bawa 9 koper...gubrakkkkkkk!!!!! Tadinya aku pikir dia cuma bawa 4 koper ternyata masih ada troley 1 lagi yang isinya 5 koper. Dia minta tolong ke Arum & aku supaya mau dititipin barangnya...maksudnya barang2 dia masuk bagasi atas namaku dan nama Arum. Kami ok2 aja waktu itu...bahkan sampai ikut repot ngurusin pembayaran kelebihan bagasi. Setelah itu baru terpikir olehku...alangkah bahaya-nya menerima titipan barang dari orang yang tidak kita kenal...ya mungkin karena pengaruh nonton berita di tv banyak yg tertangkap tangan di bagasinya ada narkoba atau barang terlarang lainnya. Tapi udah terlanjur...

Dan Ibu itu ternyata sangat hobi belanja. Jadi setelah urusan bagasi selesai dia masih mampir ke beberapa toko. Milih2 parfum, kosmetik, souvenir, makan. Sebenarnya aku udah pengen merem aja tapi gimana lagi hiks. Dan akhirnya pesawat take off tepat jam 20.50 dan setelah penerbangan selama 3 jam 20 menit sampailah kami di bandara Cengkareng. udah lewat tengah malam dan masih harus nunggu bagasi yang seabrek..hiks...
Untung semuanya beres. Dan akhirnya aku bisa pulang dengan naik Blue Bird dengan driver yang baik dan Alhamdulillah sampai di rumah pada pukul 01.40 WIB dengan selamat. Dan pagi pukul 07.00 harus berangkat ke kantor...kerjaaaa.....back to reality....

NOTE:
Jangan mau dititipin bagasi oleh orang yang tidak kita kenal apalagi dalam penerbangan antar negara. Kalau ada masalah akan merugikan kita sendiri.

Bread Day at Chiang Mai

Day 6, June 6, 2011

Jam 5 pagi aku terbangun...sholat subuh...trus rebahan lagi...mo meluruskan punggung sejenak karena hari ini mo perjalanan panjang ikut tour ke Doi Ithanon (kawasan pegunungan di Chiang Mai). Jam 6.30 am mandi & abis itu membereskan ranselku. Ransel mo aku bawa sekalian jadi pulang tour biar langsung diantar ke Chiang Mai Airport untuk kembali ke Bangkok.

Setelah semua siap...kami turun ke bawah untuk sarapan. Yup menu sarapan pagi ini adalah roti bakar, sereal dan buah (karena hanya itu makanan halal yang bisa kami makan di hotel). Disediakan mentega dan selai buah untuk makan roti bakar. Kami hanya mengambil selai buah...di kemasannya ada label halal lho biarpun hanya selai buah. Mungkin kami kelihatan ribet banget ya soal makanan halal :). Yah selagi masih bisa diupayakan makan makanan yang halal mengapa harus makan yang haram atau meragukan...

Pukul 08.15 pm kami dijemput oleh tour guide dengan mobil van. Trus dia nanya,"Are You Malay?" Aku yang saat itu tengah melamun spontan menjawab,"No, I'm Australian." trus begitu sadar langsung aku ralat,"I am Indonesian." huahahahahaha kok bisa2nya ngaku2 orang Australia :))

Tapi ternyata peserta tour yang dijemput selanjutnya adalah orang Austalia (sepasang suami istri). Kata Arum,"Wah Mbak Na, kamu bakat jadi paranormal...jadi ngeri..." huahahahaha.....
Lanjut menjemput peserta tour lagi di hotel lain...orang Jerman dengan pasangannya cewek Thai dan orang Swiss dengan pasangannya orang Thai pula. Lalu ada 1 cewek Rusia, 1 cewek Australia dan 2 orang kakek-kakek dari Yaman. Tadinya aku & Arum pikir kalau pesertanya dewasa semua tidak akan ribut di mobil eh ternyata malah lebih ribut dibanding eaktu ikut tour ke Floating Market hehehe...

Perjalanan ke Doi Ithanon memakan waktu sekitar 2 jam. Pertama kali kami dibawa ke Wachitharan Waterfall...wuihhh rambutku langsung basah kayak abis keramas kena percikan air terjun. Disini kami berfoto bersama pasangan dari Australia itu...kami merasa langsing dan mungil dibanding mereka...beda waktu foto ama pemain Siamniramit hahahaha....

Lanjut lagi ke area hutan di daerah tinggi (sorry lupa namanya)...ngeliat aneka pohon dan tumbuhan yang ada disana. Untungnya saat itu hujan sudah reda. Di dalam hutan dibuat jalan setapak dari kayu dengan pagar disisinya, jadi pengunjung bisa berjalan dengan nyaman. Dan di hutan ini dilarang makan, minum dan merokok...jadi kebersihannya sangat terjaga. Setelah itu kami diajak ke hutan yang lebih bawah lagi dengan jenis tanaman yang berbeda dan ada air terjunnya juga walaupun lebih kecil.

Perjalanan lanjut ke Twin Pagoda. Untuk naik ke Pagoda disediakan eskalator jadi jangan takut bagi yang takut capek. Cuma untuk turunnya ya lewat tangga biasa. Dari atas Pagoda ini kita bisa melihat awan dibawah kaki kita...wuihhh benar-benar berjalan diatas awan. Indah banget pemandangannya dari atas...walaupun saat itu cuaca agak mendung tapi masih ada keindahan yang bisa aku lihat.


Lanjut lagi ke kebun bunga. Btw tanaman yang ada di Thailand itu sama persis dengan yang ada di Indonesia. Waktu di kebun bunga itu kami menjumpai pohon pisang, pohon kopi, pohon tebu, pohon jagung dll. Si cewek Rusia langsung sibuk mengambil gambar dengan kamera canggihnya sementara aku dan Arum cuman nyengir aja. Kata Arum,"Wah serasa pulang ke rumah." hahahaha....

Selesai ngeliat kebun bunga dan sayur kami belanja di pinggir jalan depan kebun bunga. Yang jualan disana adalah Suku Karen. Mereka menjual aneka makanan seperti biji bunga matahari dan manisan buah, souvenir, sayur dll. Trus ada juga yang jual miniatur gajah dari ukiran kayu seperti yang aku beli di Wat Arun. Aku tanya harganya,"how much?" "10 Baht," jawab gadis penjualnya...huaaaaaaa murah amat. Di Wat Arun aku beli satunya 60 Baht...huhuhuhu....(di Suvarnabhumi Airport harganya lebih sadis lagi...gajah yang paling imut harganya 150 THB, yang kayak aku beli 200 THB/pcs)
Aku beli lagi deh...sayang murah gitu gak dibeli hihihi... Souvenir2 yang lai pun jauh lebih murah dibanding kalau kita beli di Bangkok atau Chiang Mai kota. Tapi mengingat keterbatasan baht yang tersisa dan jatah bagasi pesawat yg terbatas dengan sangat berat hati aku menahan diri untuk tidak belanja lagi.

Perjalanan lanjut lagi ke sebuah restaurant untuk makan siang. Tapi lagi-lagi kami tidak bisa makan disini, karena walaupun menu yang dipesan bebas pork tapi restaurant itu juga menyediakan pork. Jadi untuk amannya kami makan roti tawar yang kami beli di 7 eleven Chiang Mai dan ubi bakar yang dibeli Arum di depan kebun bunga. Mr. Pan sampai ngerasa gak enak hati sama kami, kami bilang ke dia...gak apa-apa Mr. Pan, santai ajalah. 2 kakek-kakek dari Yaman juga tidak makan menu yang disediakan. Mereka hanya makan buah dan minum air putih.

Perjalanan lanjut ke Sohbad Village, desa Suku Karen. Nah di desa kecil ini ada toko yang menjual hasil tenunan dari penduduk desa. Kainnya halus...beda dengan songket ya. Dan aku tanya harganya ke tour guide-ku Mr. Pan berapa harganya....dan ternyata harganya cuma 250 THB (Rp 75.000) dan itu dikerjakan selama 1 minggu. Gila...murah amatttt. Akhirnya aku beli 1 yang warna merah marun. Lagi2 aku menyesali sisa Baht-ku yang cuma tinggal sedikit...disana gak bisa pakai kartu kredit soalnya...harus cash...hiks... Padahal pengen beli yang bed cover...tapi ya sudahlah daripada overload bagasi. Dan waktu di Bandara Chiang Mai dan di Bangkok kain hasil kerajinan suku Karen ini dijual dengan harga yang berlipat-lipat dibanding kalau beli di Sohbad Village ini :D

Waktunya kembali ke kota Chiang Mai. Aku & Arum langsung diantarkan ke bandara Chiang Mai. Walaupun pesawat kami masih agak lama, tapi mendingan langsung ke bandara daripada balik ke kota...males juga jalan2 dengan bawa beban ransel yang semakin berat.
Dan ternyata oh ternyata di bandara Chiang Mai ini ada Mushola, letaknya di lantai 2. Syukur Alhamdulillah...tadinya aku & Arum sempat bingung mau sholat dimana...dan ternyata di bandara ada Mushola...seneng banget :)

Menjelang malam perut terasa lapar juga ternyata...dan lagi2 roti tawar dan selai sebagai pengganjal perut kami :D. Sebelum boarding kami masih sempat sholat Maghrib & Isya' di bandara Chiang Mai. Jadi nanti sampai hotel di Bangkok tinggal mandi & tidur.
Rute yang sama untuk kembali ke hotel di Bangkok...karena kami tetap menginap di New World City Hotel. Dan malam itu kami udah membayangkan menikati Tom Yam Goong hotel yang maknyus itu. Tapi emang udah takdir kali ya kalau hari ini adalah hari roti buat kami...kami nyampe di hotel pukul 10.30 pm dan restaurant hotel udah tutup pukul 10.00 pm hiks hiks hiks...akhirnya kami makan roti tawar yang tersisa..duh...

Malam itu kami packing untuk persiapan balik ke Jakarta keesokan harinya. Walaupun jadwal pesawat ke Jakarta malam tapi kan Selasa pagi kami udah ada rencana jalan-jalan. Jadi barang bawaan udah harus di packing rapi. Selesai packing...mandi...tidur...dan lagi-lagi mimpi aneh...

Kehujanan di Chiang Mai...

Day 5, June 5, 2011

Pagi2 setelah breakfast kami segera berangkat ke Suvarnabhumi Airport untuk menuju Chiang Mai. Sebagian tas kami titipkan di hotel dengan membayar 30THB/hari...yah mending titip daripada harus bawa2 tas dan aneka belanjaan ke Chiang Mai. Toh di Chiang Mai cuma 2 hari 1 malam.

Perjalanan Bangkok - Chiang Mai memakan waktu 1 jam 10 menit (seperti Jakarta - Surabaya). Dan seperti halnya di Suvarnabhumi Airport, di Chiang Mai Airport pun peta tersedia dengan gratis, jadi memudahkan untuk turis yang mengunjungi Chiang Mai. Beda dengan di Suvarnabhumi Airport...kalau di Chiang Mai Airport kita bisa pesan taksi ke arah kota Chiang Mai dengan tarif yang sama semua yaitu 120 THB (Rp 36.000). Selama di Chiang Mai aku menginap di Lanna Palace Hotel. Sebelumnya mau menginap di Hotel Suriwongse tapi ternyata pada tanggal ini fully booked.

Supir taksi yang mengantar kami namanya Jon, dia bisa bahasa Inggris sedikit. Dia juga menawarkan diri mengantarkan kami kalau mau pergi tour. Tapi saat itu kami masih pikir-pikir, pengen ngeliat harga paket tour yang lain dulu. Setelah check in dan sholat...aku rebahan dulu menikmati kamar hotel dulu lah hehehe...abis selama di Thailand kamar hotel cuman ditempati menjelang tengah malam sampai pagi...yah sesekali siang2 menikmati suasana kamar hotel barang sejenak.

Tapi gak bisa lama-lama rebahan menikmati kamar hotel karena perut udah protes minta diisi...dan kami tidak berani makan di hotel ini karena mereka juga menyediakan hidangan pork alias babi jadi takut kalau tempat masaknya sama...yang halal jadi gak halal dong kalau tercampur gitu. Sebelum keluar hotel, Arum sempat tanya soal paket tour yang disediakan hotel. Emm...resepsionisnya agak2 bingung ditanya soal tour walaupun akhirnya mengeluarkan beberapa bundel itinerary paket tour.

Ah perut yang lapar gak bisa membuat kami cepat mengambil keputusan. Jalan kaki ke sekitar hotel dan akhirnya menemukan Ruammit Restaurant yang menyediakan makanan halal (ada tanda halal yang dikeluarkan pihak berwenang di Thailand). Kami disambut 2 orang gadis pelayan restaurant. Begitu kami duduk mereka memberikan daftar menu...tapi gak ada harganya...langsung kami tanya,"how much?" (sambil nunjuk salah satu menu) tapi mereka hanya geleng-geleng...pertanyaan diubah,"price?"...mereka tetap geleng-geleng sambil senyum2 bingung....olalaaaa...ternyata mereka gak bisa bahasa inggris yang sederhana sekalipun. Menggunakan bahasa tubuh mereka juga tetap gak ngerti...aku nyaris putus asa...gimana cara nanya harganya ya???
Sampai akhirnya Arum ngeluarin buku Lonely Planet Thailand, dan ternyata disitu ada kata-kata dalam bahasa Thai yang menanyakan soal harga...eh si Mbak yang satu tetap geleng-geleng (aduh mbak cantik dan imut tapi kok...gak tega ngomongnya)...untungnya si mbak yang satunya ngerti...trus ke belakang dan balik udah membawa daftar harga....fiuuuhhhh akhirnya....

Kami ngeliat daftar menu dan akhirnya memutuskan memilih menu Tom Yam Kung...ya...itu adalah satu-satunya masakan Thailand yang akrab dengan lidah kami hehehe...dan berharap rasanya selezat Tom Yam di New World City Hotel tempat kami menginap di Bangkok. Untuk minumannya aku pesan Ice Lemon Tea. Walaupun aku udah menunjuk gambar Ice Lemon Tea tapi si Mbak yang cantik dan imut itu belum yakin trus dia nunjuk tulisan Thailand yang sebaris dengan tulisan Ice Lemon Tea...aku ngangguk aja...please deh Mbak...aku kan gak ngerti tulisan "Sansekerta" tpai ya udahlah mending ngangguk aja daripada lama. Ternyata selain gak bisa bahasa Inggris mereka juga gak bisa baca tulisan latin (garuk2 kepala).

Yuhuuu makanan datang....nyam..nyam...nyam...rasanya....standar :D
Jauh banget kalau dibanding rasa Tom Yum New World City Hotel...jauh lebih enak Tom Yam bikinan Koh Amin di ITC Mangga Dua Lt 2. Kuahnya encer banget, isinya hanya udang dan jamur tiram (biasanya Tom Yum pakai jamur kancing), ya mungkin karena Chiang Mai daerah pegunungan jadi susah untuk mendapatkan seafood yang lebih beragam...mungkin...
Ok gak apa-apa...yang penting perut terisi makanan halal :)

Selesai makan, jalan lagi cari2 agen tour...hmm sepinya Chiang Mai di hari Minggu...banyak toko yang tutup bahkan agen tour juga banyak yang tutup. Akhirnya kami menemukan 1 agen tour yang buka dan Arum dengan Bahasa Inggrisnya yang lancar itu nanya-nanya disana. Untuk paket tour ke Doi Suthep kami dikenakan biaya 500 THB/orang dan untuk paket tour fullday keesokan harinya di Doi Ithanon kami dikenakan 1.000 THB/orang. Hmm...mikir2 dulu....trus kami keluar dan menghubungi Jon (sopir taksi yang mengantar dari bandara ke hotel), kemudian menelpon Jon dengan menggunakan telpon umum (dan menghabiskan begitu banyak uang koin karena pulsanya berjalan cepat sekali)

Kata Arum dia tetap gak nangkep isi pembicaraan Jon...karena Bahasa Inggrisnya yang gak jelas...intinya Jon minta 2.000 THB tapi gak jelas itu untuk sehari atau dua hari. Trus Jon aku sms...sekali...gak dibalas...dua kali gak dibalas...sampai akhirnya kami memutuskan menggunakan jasa agen tour profesional yang udah kami kunjungi sebelumnya.Sms ke Jon lagi untuk memberitahu bahwa kami tidak jadi menggunakan jasanya...eh gak ada balasan lagi. Aku bilang ke Arum,"Jangan2 Jon gak bisa baca tulisan latin, kayak pelayan restaurant yang tadi itu." "Masa sih?" kata Arum. Tapi kayaknya asumsiku itu benar karena ternyata HP orang2 Thailand menggunakan bahasa dan tulisan Thai.

Kembali ke agen tour dan kami memutuskan ke Doi Suthep padahal hari udah cukup core, udah sekitar pukul 16.00. Kami ke Doi Suthep dengan menggunakan taksi karena memang cuma berdua. Perjalanan ke Doi Suthep lumayan bikin perutku mual karena jalannya berliku-liku menanjak keatas. Perjalanan memakan waktu sekitar 45 menit.

Untuk naik ke kompleks Doi Suthep pengunjung bisa naik melalui anak tangga yang jumlahnya ratusan itu atau melalui Tram. Gratis untuk penduduk lokal dan bayar 50 THB/orang untuk turis asing. Pengunjungnya tidak terlalu banyak. Kami mengambil gambar dari semua sudut dan dari Doi Suthep ini kami bisa menyaksikan kota Chiang Mai. Cuman disana banyak anjing, aku & Arum yang sama2 takut ama anjing jadi jalannya minggir2. Aku takut tersentuh aja sih bajuku, kalau kena moncong anjing kan najis berat tuh.

Kami gak lama berada di Doi Suthep. Kami segera kembali ke kota Chiang Mai karena mau ke Night Bazaar. Oya kalau hari Minggu di pusat kota Chiang Mai ada juga Sunday Market. kalau Night Bazaar ini letaknya dekat banget dengan Hotel Suriwongse (tinggal nyebrang aja). Just info: hotel yang menyediakan makanan halal di kota ini salah satunya adalah Hotel Shangrilla...tapi berhubung bintang 5 jadi rate-nya ya gak terjangkau untuk kami yang kelas pekerja ini hehehe.
Kalau untuk mendapatkan makanan halal di sekitar tempat kami menginap lumayan mudah sebenarnya karena di dekat situ banyak komunitas muslim. Hanya saja karena keterbatasan waktu kami gak sempat mengeksplorasi.

Sebenarnya dari Lanna Palace hotel menyediakan settle bus untuk ke night bazaar tapi kami udah ketinggalan karena dijemput jam 7 pm...katanya adalagi jam 8 pm...tapi kami tunggu2 gak ada juga deringan telpon ke kamar kami dari resepsionis. Akhirnya kami memutuskan berjalan sendiri...jalan kaki sekitar 1 km. Di pinggir jalan kami menemukan penjual makanan halal. aku beli Rotee Mataba (sejenis Martabak gitu lho) dengan harga 25 THB (Rp 7.500), lumayanlah untuk menganjal perut.

Jalan lagi ke Night Bazaar...baru liat-liat sebentar eh turun hujan yang semakin lama semakin deras. Pedagang dan pembeli sama hebohnya...pedagang sibuk mengamankan dagangannya dari air hujan dan pembeli sibuk mencari tempat berteduh...dan aku gak bawa payungku...hadewwww...

Setelah berteduh cukup lama dan hujan mulai mereda aku masuk ke salah satu kios yang jual aneka pernak pernik dari kain dan akhirnya beli. Kalau di Night Bazaar kayaknya harus nawar habis-habisan deh karena mereka kasih harga dagangannya juga gila-gilaan. Misal: kalau pedagang bilang harganya 300 THB tawar aja jadi 75 THB atau 100 THB. Yah nasib...nasib...di Thailand sering dikira orang lokal dan diajak ngomong pake Bahasa Thai...tapi begitu mereka tau aku turis langsung deh harganya jadi melonjak.

Hari semakin malam dan hujan terus aja turun...aku & Arum memutuskan untuk balik ke hotel. Mo naik Tuk-Tuk eh sopir Tuk-Tuk pasang harga mahal karena tau kami turis padahal cuma jarak 1 km. Akhirnya kami nekat jalan kaki dengan berlindung di atap beranda toko2 di pinggir jalan...tapi kadang tetap kehujanan juga. Sambil jalan aku mikir...gini nih gara2 terlalu pelit gak mau naik Tuk-Tuk hahahaha.... yah gak apa-apalah merasakan sesekali ujan-ujanan di negri orang :D

Sampai hotel...mandi...sholat...istirahat...
Harus menyiapkan stamina untuk besok pagi ke Doi Ithanon :)

Shopping till drop @Floating Market Damnoen Saduak & Chatuchak Market

Day 4, June 4, 2011

Pagi2 kami udah harus bersiap untuk pergi ke Floating Market di Damnoen Saduak. Untuk perjalanan kali ini lagi2 kami ikut tour dari hotel (menghemat euy...kalau pergi sendiri jatuhnya malah lebih mahal). Biayanya 350 THB/orang. Peserta tour selain kami adalah bule Inggris dan pasangannya yang orang India, 2 cewek bule...sepertinya dari salah satu negara di Eropa kalau melihat aksennya, trus 2 lagi bule cowok & cewek entah dari negara mana. Dan tentu saja ditemani 1 orang tour guide dari Thailand.

Perjalanan ke Floating Market memakan waktu kurang lebih 1,5 jam perjalanan. Begitu sampai kami langsung dipersilahkan naik perahu yang akan membawa kami ke Floating Market. Ternyata rumah-rumah penduduk setempat juga berada di atas sungai...dan dalam perjalanan kami melihat beberapa gajah. Gak berada lama kami memasuki wilayah Floating Market...seperti yang ada di Kalimantan....disini penjual dan pembeli bertransaksi di atas smapan-sampan kecil. Tapi ada juga yang berjualan di pasar yang berada di pinggir sungai. Begitu banyak jenis barang dan souvenir yang dijajakan. Aku sih paling ngiler ngeliat buah-buahan yang kelihatan begitu segar....benar-benar segarrrr...

Oya untuk keliling di Floating Market ini harus sewa perahu kecil lagi, biayanya 100 THB/orang (Rp 30.000). Satu perahu bisa diisi 4-7 orang, oya kami menyewa di Madam Paew. Dan setelah itupun aku belanja souvenir di toko milik Madam Paew....harganya lebih murah dibanding di Wat Arun hiks hiks....agak2 nyesek juga tapi gak apa-apalah. Aku beli tas untuk Ibu disini dan beberapa pernak-pernik kecil lainnya. Abis itu beli kelapa muda seharga 40THB dan pisang bakar seharga 30THB (gak berani makan yang lain soalnya hehehe....takut gak halal)

Kembali lagi ke Bangkok dan sampai hotel sekitar pukul 15.00. Di perjalanan menuju hotel sempat melihat iring-iringan orang Thailand yang sedang demonstrasi...entah protes soal apa karena tulisannya pakai bahasa "Sansekerta" hehehe. Demo ala Thailand itu tertib ya...pakai musik trus bajunya seragam.

Kami makan siang di hotel dengan memesan sejenis makanan yg mirip kwetiaw goreng kalau di Indonesia. Kami memesan itu karena di list menu ditulis makanan itu mendapat award untuk tingkat sajian makanan hotel. Ternyata setelah aku cicipin rasanya gak ada yang istimewa...tapi gak apa2 yang penting perut terisi dengan makanan.

Balik ke kamar untuk bersih2 badan, sholat, istirahat sejenak untuk kemudian pergi lagi ke Chatuchak Market. Kami pergi dengan menggunakan transportasi Boat lagi di Chao Phraya, sambung dengan taksi ke stasiun MRT di Hua Lamphong. Dan kami turun di stasiun Chatuchak Park...celingak celinguk bingung nyari mana pasarnya???
Trus nanya ke salah satu ABG yang ada disitu dan dijawab dengan menunjuk ke arah depan (tanpa bersuara sama sekali)...masih bingung...nanya lagi ke petugas keamanan setempat dalam bahasa Inggris tentunya dan dijawab,"tong tong by tong..." (sambil nunjuk-nunjuk ke arah depan). Mungkin terjemahan ngawurnya,"lurus lurus...lurus aja terus..." hahahaha....

Dan akhirnya setelah jalan lumayan jauh sampailah di Chatuchak Market yang udah dipenuhi dengan pengunjung. Oya Chatuchak Market ini hanya ada tiap weekend aja dari pagi sampai malam. Kebanyakan sih menjual pakaian...hmmm tidak tertarik kalau baju-baju....tapi sebenarnya aku juga nyari kaos sih titipan sepupuku....cuman belum nemu yang cocok. Terus keliling sampai gempor...dan akhirnya membeli kelapa muda (lagi), tas....trus jalan lagi...mampir kios kaos-kaos dan celana ala Thailand...Arum beli celana panjang ala Thailand disini. Trus jalan lagi dan menemukan kios yang jual kaos2 dengan bahan yang bagus...akhirnya aku dan Arum kalap belanja di kios ini. Yang punya kios cantik, ramah dan bisa bahasa Inggris. Tapi kalau di Thailand biarpun beda bahasa transaksi bisa dilakukan kok...tawar menawar melalui kalkulator aja hehehe....

Hari semakin beranjak malam sementara perut mulai protes minta diisi. Di Chatuchak bukannya gak ada yang jual makanan...banyak banget malah penjual makanan...tapi lagi-lagi kami takut akan kehalalannya...karena pork everywhere...
Disana juga sempat menyaksikan pertengkaran antar pedagang dalam bahasa setempat....dan bikin ngeri karena berlangsung lama. Untung cuman bertengkar mulut gak pakai jambak-jambakan (pedagang yg bertengkar 2 orang ibu-ibu)

Lagi mengamati kios-kios yang ada...eh ketemu pedagang dengan sepeda dan gerobaknya. Isi dagangannya....kecoak goreng, lipan goreng dan berbagai macam serangga lainnya...yiakkkkkk....langsung ngabur dari situ....

Hmm perut semakin protes minta diisi...akhhirnya kami memutuskanpergi ke MBK karena berdasarkan informasi di MBK dijual makanan halal. Untuk ke MBK kami menggunakan BTS Skytrain (Sumkhuvit Line) naik dari stasiun Mo Chit dan turun di stasiun Siam. Nah disini kami harus membeli tiket di mesin penjual otomatis. Pertama ngeliatin cara orang2 yang beli baru deh abis itu niruin :D...biayanya 35THB/orang (berdasar jarak).

Stasiun Siam terhubung langsung dengan Siam Paragon...tapi tujuan utama kami adalah ke MBK...yang dari situ masih harus jalan lagi lumayan jauh. Nah ternyata MBK itu seperti ITC kalau di Indonesia...barang-barangnya lebih murah dibanding di Mall-Mall besar. Dan sialnya...food court MBK udah tutup karena memang kami nyampe MBK jam 20.30. Akhirnya lagi-lagi kami nyari KFC dan unungnya masih buka. Dan aku memesan menu yang sama lagi seperti waktu makan di KFC Pattaya.

Dari MBK ke hotel kami memutuskan naik taksi biar praktis. Sebelum naik taksi tanya dulu ke supirnya mau tidak nganterin ke Bang Lamphu...drivernya ngangguk...eh ternyata oh ternyata dia gak mau pakai argo...kamprettttttt!!!! alasannya ,"Midnight Miss." padahal baru jam 10 malem. Oke lah...mau turun lagi juga udah capek akhirnya ngalah ajalah.....toh biaya naik taksi disana gak semahal naik taksi di Indonesia. Kalau pakai argo begitu naik langsung menunjukkan 35 THB (sekitar Rp 10.500) tapi hitungan per kilometer berikutnya lebih murah dibandingkan taksi di Jakarta.

Nyampe hotel melakukan ritual seperti biasa ditambah packing karena keesokan harinya kami mau terbang ke Chiang Mai (North Thailand). Begitu packing beres...langsung deh tidurrrrrr....dan aku bermimpi aneh...entah apa....

Juni 10, 2011

Pattaya...

Day 3, June 3, 2011

Hari ke-3 di Thailand kami memutuskan untuk pergi ke Pattaya dengan menggunakan tour dari hotel tempat kami menginap, biayanya 1.250 THB/orang sudah termasuk tiket masuk ke Mini Siam. Ternyata kami diberi kendaraan berupa taksi dengan driver yang lucu hehehe...yang seneng banget ngomong "take it easy...take it easy..." :))

Perjalanan ke Pattaya memakan waktu sekitar 2 jam perjalanan dari Bangkok. Tujuan pertama hari ini ke pantai Pattaya...dan kami memutuskan untuk nyebrang ke Kohlarn dengan biaya 30 THB/orang. Nah saat udah duduk manis di kapal eh turun hujan yang sangat deras dan air hujannya rupanya pengen menyapaku alhasil tempat dudukku basah...dan terpaksa aku berdiri di baian yang lebih terlindung. Capek berdiri akhirnya aku duduk di lantai kapal dan disuguhi adegan super mesra dari pasangan didepanku...dah saling raba...saling cium...wuaduuuuhhhhhhhh!!!!

Gak makan waktu lama kapal merapat di Kohlarn dan nampaklah Tawaen Beach. Tawaen Beach berpasir putih dengan sederet kursi-lursi yang disewakan untuk turis, penjual souvenir, penjual makanan dll. Kami memuuskan menyewa kursi dengan biaya 50 THB. Dan si Mbak Thailand dengan tanpa kenal menyerah menawari kami ikutan Seawalk...dan ternyata kami terbujuk dengan kegigihannya itu...500THB/ orang untuk seawalk (berjalan di dalam air laut dengan memakai helm yang dialiri oksigen) dan 500 THB untuk foto dan video di dalam laut. Sangat murah dibandingkan seawalk di Bali yang bisa 3-4 kali lipatnya.

Berangkatlah aku, Arum dan 1 cewek Chiang Mai bernama Nuy. Pemandangan bawah lautnya sangat biasa...dengan terumbu karang yang standar dan ikan-ikan yang juga standar :D. Tapi yang penting udah merasakan seawalk di Pattaya hehehe...
Abis itu si Mbak Thailand menawari kami untuk ikutan banana boat...dan lagi-lagi kami terbujuk...fiuhhh...biayanya 200 THB/orang (setelah ditawar tentunya). Banana Boat diisi 5 orang...cewek semua...dan ditarik dengan Jet Ski bukan speed boat seperti di Bali. Awal-awal kami diputer-puterin di laut yang dangkal dan sukses diceburin 2 kali...abis itu dibawa ke laut yang lebih dalam dan diceburin lagi berkali-kali...wuah seru banget pokoknya. 30 menit diceburin bolak balik hahahaha....

Selesai main banana boat kami berbegas ke dermaga untuk naik kapal balik ke Pattaya. Driver kami udah resah gelisah nunggu di dermaga...karena sebelumnya kami memang bilang jam 1 udah balik ke Pattaya ternyata baru jam 4 kami nyampe di pantai Pattaya hihihi...maaf ya Pak :D. Karena badan lengket kena air laut, aku memutuskan untuk mandi dan ganti baju dengan biaya mandi 20 THB/orang. Dan berhubung gak tau dimana masjid atau mushola di Pattaya, aku dan Arum sholat di dalam mobil.

Perjalanan lanjut lagi...sebenarnya pengen ke Mini Siam tapi kata driver udah tutup...hmmm...akhirnya kami memutuskan untuk makan sore di KFC yang ada satu lokasi dengan Hilton Hotel Pattaya...di pusat perbelanjaan yang bernama Central Festival. Ternyata menu2 KFC di Thailand beda dengan di Indonesia. aku pesan Spicy Roasted Chicken Rice...dan ternyata cocok di lidahku :). Karena si driver gak mau kami ajak makan bareng akhirnya dibelikan chicken burger dan minuman untuk dia.

Lanjut mengelilingi kota Pattaya...dan melihat pemandangan yang begitu seronok.... Cewek-cewek dan lady boy menjajakan diri di pinggir jalan dengan bebasnya...ckckck...
Merasa gak nyaman melihat hal itu kami memutuskan pergi dari situ dan minta driver untuk mengantar ke Mini Siam...yah biarpun udah tutup tapi bisa lihat lokasinya. Tapi ternyata Mini Siam masih buka sampai jam 10 pm...asyikkkkk...jadi gak rugi bayar tour :D
Di dalam Mini Siam ada berbagai miniatur bangunan yang merupakan ciri khas suatu negara dan tentu saja bangunan2 yang ada di Thailand. Tapi kok Borobudur gak ada ya???
Jadi gak perlu jauh2 ke Paris aku udah bisa foto2 di Menara Eiffel, gak perlu ke Italia untuk melihat Menara Pisa dll :D

Lelah mengelilingi Mini Siam kami memutuskan untuk balik lagi ke Bangkok. Mobil melaju dengan kencang ke arah Bangkok dan akhirnya sampai di Hotel menjelang tengah malam. Setelah say good bye dan memberikan tip ke driver kami masuk ke hotel dan melakukan ritual seperti biasa....alam mimpi udah menanti...zzzzzzzzzzz...........

Gempor di Bangkok...

Day 1, June 1, 2011

Hari Rabu sore tanggal 1 Juni kemarin aku dan Arum terbang ke Bangkok dengan AirAsia....yang delayed 1 jam dari jadwal awal. Setelah perjalanan selama 3 jam 20 menit akhirnya pesawat landing di Suvarnabhumi Airport. Bandaranya terlihat modern dan sangat bersih. Ok...bukan waktunya lagi mengagumi bandara karena hari semakin beranjak malam. Cari-cari alternatif transportasi untuk menuju ke hotel di daerah Bang Lamphu...yang jaraknya ujung ke ujung dari bandara....wikkksss....mulai mikir mo naik apa ya???

Taksi sepertinya pilihan terakhir untuk menuju hotel karena taksi dari bandara gak mau pakai argo walaupun tulisan diatas taksi semua Taxi Meter...tapiiii jangan naik taksi dari Suvarnabhumi Airport kecuali bawa Baht banyak hehehe...
Mo naik Bus tapi gak ngerti rutenya...dan bus yang ada kok pada diam manis di tempat parkir tanpa penumpang...apa karena kami nyampe menjelang tengah malam yah? makanya dah sepi. Cari-cari info lagi....untungnya di Suvarnabhumi Airport itu tersedia peta gratis dengan info yang sangat lengkap :) ...dan akhirnya kami memutuskan naik Airport Rail Link alias kereta cepat dari bandara ke arah kota Bangkok. Cukup membayar 45 THB (sekitar Rp 13.500) kami udah nyampe ke daerah kota (Stasiun Phaya Thai) dalam waktu kurang dari 30 menit.

Lanjut lagi dengan naik taksi untuk menuju New World City Hotel...dan Alhamdulillah dapat taksi dengan driver muslim sehingga kami bisa tanya2 dimana bisa beli makanan halal selain di hotel tempat kami menginap (oya hotel New World City adalah hotel yang hanya menyediakan makanan halal). Info dari driver tersebut KFC di Bangkok makanannya halal, kalau McD tidak halal.
Check In di hotel menjelang tengah malam...bahkan kami tidak sempat mengambil welcome drink karena udah sangat lelah. Mandi...sholat...tidur...zzzzz.....

Day 2, June 2, 2011

Menikmati pagi pertama di Bangkok...menikmati breakfast di hotel dengan menu yang cukup cocok dengan selera Indonesia (selalu ada nasi hehehe...), ada juga roti, salad, buah dll.
Planning hari ini adalah ke Grand Palace, Wat Pho, Wat Arun dan malamnya mau nonton Siamniramit.
Untuk menuju Grand Palace kami menggunakan Chao Phraya Boat dari Phra Arthit Pier yang letaknya kurang lebih 1 km dari hotel. Biaya naik boat jauh dekat hanya 14 THB (Rp 4.200). Sungai Chao Phraya airnya memang coklat tapi bersih, paling kotorannya hanya enceng gondok dan tidak ada sampah seperti Kali Ciliwung yang membelah Jakarta. Sepertinya Boat ini adalah alat transportasi yang murah, cepat dan bebas macet.

Hanya tinggal beberapa Pier (Pelabuhan) kami udah nyampe di Grand Palace. Disana kami memutuskan menggunakan jasa tour guide lokal dengan biaya 400 THB (Rp 120.000)...oya biaya masuk ke Grand Palace adalah 350 THB (itu udah termasuk tiket masuk ke Vimanmek Mansion, yang lokasinya agak jauh dari Grand Palace tapi tiketnya valid sampai 7 hari dari tanggal pembelian). Cuaca pagi itu mendung tapi udaranya sangat geraaahhhhh...disarankan membawa payung/topi dan kacamata hitam. Oya untuk masuk ke lokasi ini harus memakai baju yang sopan dan tertutup.

Puas di Grand Palace kami menuju ke Wat Pho yang ternyata saat itu sedang dipugar, tapi wisatawan tetap bisa masuk. Biaya masuk disini 50 THB (Rp 15.000). Di Wat Pho ini ada patung Budha yang sangat besar.

Perjalanan lanjut lagi ke Wat Arun yang letaknya di seberang Wat Pho. Kami menyeberang dengan menggunakan Boat lagi dan hanya membayar 3 THB (Rp 900...murah banget kan?). Harga tiket untuk masuk Wat Arun 50 THB/orang. Wat Arun memiliki tangga untuk menuju ke puncaknya tapi tangganya sangat curam...kami hanya sampai ke lantai pertama aja...tenaga rasanya udah abis setelah mengelilingi Grand Palace dan Wat Pho yang super luas itu.

Puas berkeliling kami menuju tempat penjualan souvenir...dan ternyata penjualnya bisa Bahasa Indonesia...wowwww...katanya karena banyak orang Indonesia yang suka belanja kesitu :D
Dan akhirnya aku belanja berbagai souvenir dengan kemampuan menawarku yang emang payah dari dulu hiks. Selesai belanja souvenir kami menyewa baju adat Thailand untuk bernarsis-narsis...dan lagi-lagi gak pakai nawar ckckck...jangan ditiru ya...disana segala macam barang dagangan harus ditawar. Oya biaya sewa baju adat itu 200 THB (Rp 60.000) hanya untuk sekitar 10 menit dipakai....fiuhhhh...

Naik Boat lagi nyebrang ke tempat semula dan lanjut naik Boat lagi menuju Phra Arthit Pier. Jam 16.00 barulah kami sampai di Hotel dan menikmati makan siang yang sangat terlambat. Aku pesan Tom Yam Goong yang ternyata rasanya sangat yummyyyyyyyyyyyyy....sementara Arum memesan Pa Nga (atau mirip2 itulah judulnya hehehe...), harganya gak mahal kok hanya 100 THB untuk masing2 makanan itu...belum termasuk nasi...tapi nasi harganya juga murah kok.

Balik ke kamar untuk mandi dan sholat. Setelah itu bergegas lagi kami ke Phra Arthit Pier untuk naik Boat ke arah Marine Dept. Pier (tapi kami terlewat 1 pelabuhan hiks) dan setelah itu naik taksi ke stasiun MRT Hua Lamphong. Btw menurutku mending naik taksi daripada naik Tuk-Tuk. Supir Tuk-Tuk sering ngasih harga seenak jidat kalau tau kita turis.

Dengan membeli tiket MRT 40THB kami udah sampai ke Stasiun Thailand Cultural Centre dalam waktu yang sangat cepat. Dan ternyata di stasiun udah ada Shuttle Bus untuk menuju Thailand Cultural Centre tempat show Siamniramit diadakan. Oya just info, kalau berminat nonton Siamniramit mending beli di agen tour di hotel dibandingkan beli lewat internet karena harganya lebih mahal di internet.

Kamera tidak boleh dibawa ke dalam gedung pertunjukan dan pertunjukan dimulai pukul 20.00. Btw Siamniramit ini ceritanya sebenarnya biasa aja yang menceritakan tentang kehidupan di berbagai daerah di Thailand...hanya aja menggunakan sound effect dan permainan panggung yang canggih. Pertujukan berlangsung selama 1,5 jam. Setelah itu kita bisa foto-foto dengan pemainnya di luar gedung pertunjukan. Foto ama pemain Siamniramit aku merasa sangaaattttt lebaaarrrrrr....karena mereka super langsing :D

Naik Settle Bus ke stasiun lagi untuk menuju Hua Lamphong...setelah itu kami memutuskan naik taksi ke hotel karena Boat hanya beroperasi sampai jam 19.30. Nyampe hotel menjelang tengah malam lagi...dan kami melakukan ritual seperti biasa...mandi...sholat...mempelajari peta untuk perjalanan berikutnya dan tidurrr dengan kaki yang terasa nyut-nyutan karena gempor setelah berkeliling Bangkok seharian dari pagi sampai malam...zzzzzzzzzzzzz.......