Januari 08, 2009

Sakaratul Maut

26 April 2005 pukul 20.30 WIB adalah tanggal yang tidak pernah akan aku lupakan. Saat itu aku menyaksikan detik-detik Allah SWT mengambil nafas kehidupan Bapak. Proses kematian yang aku saksikan sendiri adalah proses kematian yang dihadapi oleh Bapak.

Pagi-pagi saat aku ada jadwal meeting dengan Manager Carrefour Puri Indah tiba-tiba ada telpon dari sepupuku yang mengabarkan kalau Bapak masuk ICU. Pikiranku langsung kalut, aku telpon atasanku saat itu dan bilang minta ijin mau pulang ke Blitar. Dan oleh atasanku aku dicarikan tiket pesawat ke Surabaya, aku dapat penerbangan pukul 13.00 WIB dengan pesawat Garuda. Dari Bandara Juanda aku langsung ke Blitar, gak mampir rumah dulu aku langsung ke Rumah Sakit tempat Bapak dirawat.

Hari pertama dan kedua selama dirawat Bapak tidak sadarkan diri, hari ketiga beliau baru sadar dan langsung mencari aku. Dalam keadaan sakit pun Bapak tetap berzikir......saat beliau masih sehat aku sering lihat Bapak bangun ditengah malam dan tidak pernah lepas dari tasbihnya.....kepadaku pun Bapak berpesan kalau bisa jangan pernah lepas dari wudhu....
Bahkan Bapak masih tetap bercanda seperti saat sehat, sempat ngisengin aku dan adikku.....dan bahkan menyuruh Ibu untuk berdandan dan ganti baju biar kelihatan tambah cantik :)

Banyak banget orang yang bezoek Bapak, sampai-sampai aku minta tolong ke suster untuk menempel jadwal kunjungan dan berapa orang yang boleh masuk ke kamar Bapak setiap kali ada yang bezoek...karena kalau nggak Bapak gak bisa istirahat sama sekali...semua yang bezoek ingin menyapanya, sekedar memijat kaki atau tangannya....ngobrol dengan Bapak....dan hal itu akan membuat Bapak kelelahan.

Hari kelima kondisi Bapak mulai melemah lagi dan akhirnya kadang sadar kadang tidak. Saat aku tidur disamping ranjang Bapak aku sempat bermimpi Bapak naik haji......dulu aku pernah juga memimpikan tetanggaku naik haji dan aku bilang ke Bapak trus Bapak matanya langsung menerawang dan bilang..."Hmmm....dia mau meninggal..." dan ternyata gak lama kemudian tetanggaku itu meninggal.
Setelah sholat tiba-tiba aku merasakan sebuah kesadaran untuk bisa melepas Bapak "pergi" (dua hari sebelum Bapak meninggal). Pikirku ada yang lahir dan pasti ada yang akan mati.
Aku sentuh jari kaki Bapak...dingin...lagi-lagi aku teringat perkataan Bapak kalau tanda-tanda orang mau meninggal itu antara lain jemari kakinya dingin beberapa hari sebelum orang itu meninggal (walaupun cuaca saat itu panas jari kaki tetap dingin). Aku berusaha mengabaikan hal itu dan menggosok kaki Bapak dengan balsem, minyak kapak, minyak kayu putih supaya hangat....tapi tetap aja dingin.

Hari keenam Bapak masih dalam kondisi yang lemah dan diputuskan untuk dibawa ke Malang. Aku dan adikku pulang untuk mengambil baju ganti. Saat tiba di rumah sakit lagi ambulance sudah siap dan banyak sekali saudara, tetangga, teman-teman Bapak dan Ibu yang datang ke rumah sakit padahal hari dah malam.

Aku masuk kamar dan melihat bibir Bapak kering sekali, aku kasih air dengan cara mencelup kain ke gelas dan meneteskan airnya ke mulut Bapak, aku lihat kok di tenggorokan Bapak ada lendir....aku panggil Dokter dan Dokter langsung datang dengan beberapa suster. Mereka mengukur tensi darah Bapak.....dan sudah tidak terdetect di alat tensi itu berapa tekanan darah Bapak. Dokter dan Suster langsung mengambil alat pacu jantung dan menempelkannya di dada Bapak, Bapak masih bernafas tapi lemah..

Aku memeluk tubuh Bapak dan membisikkan kalimat Laa ilaaha Illallah di telingga kanan Bapak berulang-ulang dan mulut Bapak bergerak mengikutinya walaupun tidak ada suara yang keluar.....aku terus bisikkan kalimat tauhid itu....sementara Ibu dan Adikku berada di sebelah kiri Bapak dan juga membisikkan kalimat yang sama.....
Aku melihat ke muka Bapak yang kelihatan begitu bersih....Bapak tersenyum terus mengambil nafas kemudian aku melihat warna kulit muka Bapak yang menjadi pucat seinci demi seinci ke arah bawah......Bapakku sudah dipanggil Sang Khalik....
Air mataku tidak menetes saat itu walaupun semua orang di sekelilingku menangis tapi aku merasa ada kekosongan didadaku....seperti ada sesuatu yang hilang......

Aku ikhlas Bapakku dipanggil oleh Yang Maha Kuasa tapi tetap saja ada kesedihan menggumpal didada pada saat itu.....sekarang aku kadang kangen ama Bapak....kalau sedang kangen Bapak aku bacakan Surat Al Fatihah untuk Bapak.....semoga Bapak bahagia disana......

0 comments:

Posting Komentar