Agustus 02, 2013

Kendaraan Umum di Jakarta

Sejak tinggal di Jakarta sepertinya aku sudah mencoba semua angkutan umumnya. Aku sudah pernah naik taksi, KRL Ekonomi, KRL AC, bemo, bajaj, ojek motor, ojek sepeda, metromini, kopaja, kopami, angkot, Trans Jakarta, Bus Besar AC, Bus Besar tanpa AC, bahkan naik perahu getek di sungai juga pernah :D.

Bajaj
Bemo
Getek

Aku pernah punya teman satu kost yang paling anti naik kendaraan umum selain taksi, kata dia sih gak nyaman dan gak aman. Aku sih selama ini merasa nyaman-nyaman aja ya, kalau nyaman ya memang lebih nyaman naik mobil pribadi tentunya. Tapi enak kok naik kendaraan umum itu gak perlu ribet isi bensin, praktis lagi. Tergantung kemampuan kantong aja hehehe. Kalau mau murah ya naik metromini, kopaja, kopami atau angkot. Lebih mahal, cepat dan private tapi bisa kena panas dan ujan ya naik ojek hehehe...lha kan berdua doang ama tukang ojeknya jadi private. Mau lebih nyaman lagi ya naik taksi. Mau sedikit terbebas dari kemacetan Jakarta ya naik Trans Jakarta. Banyak sekali pilihannya bukan?
KRL
Trans Jakarta
Mungkin karena kebiasaan selama di Tanah Air kemana-mana naik kendaraan umum jadinya pas bepergian ke luar negeri aku juga suka naik kendaraan umum dibanding keliling2 pakai guide dan naik mobil sewaan. Dengan catatan kendaraan umum disana ada petunjuk jelasnya. Tapi walaupun di dalam negeri kalau kendaraan umumnya susah ya aku lebih memilih sewa mobil berikut drivernya. Pokoknya pilih yang enak dan praktis aja.

Bus Besar Non AC
Bus Besar AC
Menurutku kalau sampai kita tidak pernah sama sekali naik kendaraan umum itu juga bisa menyulitkan diri kita sendiri. Jadi kurang bisa mandiri dan tergantung dengan kendaraan pribadi atau supir pribadi. Banyak hal menarik yang bisa kita amati kalau kita bepergian naik kendaraan umum. Kita bisa tahu karakter orang-orang di sekitar kita, kita bisa melihat bagaimana beragamnya kehidupan masyarakat di sekitar kita, terkadang kita mendengarkan cerita dan curhatan dari supir-supir kendaraan umum itu. Terkadang kita melihat realitas dimana anak-anak kecil yang seharusnya masih sekolah dan terpaksa harus berhenti sekolah karena harus mencari uang untuk hidup. Kita bisa melihat preman-preman yang beraksi di angkutan umum seperti kopaja dan metromini.

Kopaja
Metromini
Kopaja AC
 Beberapa kali aku pernah melihat aksi pencopet dan selama di Jakarta aku 2x menjadi korban pencopetan. Kapokkah aku naik kendaraan umum seperti angkot, kopaja dan metromini? Tidak. Saat aku merasa butuh naik kendaraan umum tersebut ya naik aja yang penting berdoa dulu sebelum naik.
Aku melihat orang-orang yang mengamen di atas kendaraan umum dari yang hanya bermodal suara cempreng, bermodal alat musik sederhana, berpuisi atau bahkan ada yang suaranya sangat bagus sekali (semoga suatu saat bisa menjadi penyanyi terkenal). Aku melihat pengemis dengan segala macam gayanya...ada yang pura-pura untuk sumbangan pembangunan Masjid, sunatan massal, korban bencana alam, korban kebakaran atau yang mengemis dengan cara menunjukkan luka-luka ditubuhnya, menggoreskan silet dilengannya, mengancam penumpang dan lain sebagainya.

Angkutan Kota
Di kendaraan umum kita juga melihat bagaimana perjuangan orang-orang untuk mencari nafkah dengan berjualan, ada yang berjualan buku, majalah, pisau, aneka peralatan rumah tangga, makanan, tissue dan lain sebagainya. Buatku pribadi mengamati hal-hal seperti itu akan menambah kepekaan hatiku sebagai manusia, manusia yang bisa peka dengan kehidupan orang lain, bisa belajar bertoleransi terhadap orang lain, belajar berempati terhadap kehidupan orang lain, mempertajam rasa kemanusiaan dalam diriku sendiri. 

Ojek Sepeda Motor
Ojek Sepeda
 Aku juga pernah mengalami hal-hal yang tidak enak di kendaraan umum misalnya naik ojek dan jaket abang ojeknya bau banget sampai aku harus menahan nafas, terjatuh dari bus (jadi kakiku belum menapak sempurna di bus eh busnya udah melaju aja), terjepit di pintu kereta ekonomi yang penuh sesak dengan penumpang jadi aku mau turun eh udah diserbu penumpang yang mau naik jadinya badanku terjepit di pintu masuk dan kereta udah bergerak mau jalan tapi akhirnya aku bisa turun setelah ditarik oleh Bapak. Harus antri lama nunggu Trans Jakarta yang belum datang juga sementara haltenya panas sekali, kecopetan di angkot. Tapi hal-hal seperti itu biasa aja menurutku bisa menambah bumbu pengalaman hidup :).

Taksi
 Hidup ini bisa dinikmati dengan cara apapun. Ada banyak pilihan menikmati kehidupan yang kita miliki ini. Kalau untuk aku pribadi, hidup seperti yang kujalani sekarang ini sudah sangat nikmat :)

Sumber foto: hasil googling (dari berbagai sumber)

0 comments:

Posting Komentar