Juni 11, 2011

Kehujanan di Chiang Mai...

Day 5, June 5, 2011

Pagi2 setelah breakfast kami segera berangkat ke Suvarnabhumi Airport untuk menuju Chiang Mai. Sebagian tas kami titipkan di hotel dengan membayar 30THB/hari...yah mending titip daripada harus bawa2 tas dan aneka belanjaan ke Chiang Mai. Toh di Chiang Mai cuma 2 hari 1 malam.

Perjalanan Bangkok - Chiang Mai memakan waktu 1 jam 10 menit (seperti Jakarta - Surabaya). Dan seperti halnya di Suvarnabhumi Airport, di Chiang Mai Airport pun peta tersedia dengan gratis, jadi memudahkan untuk turis yang mengunjungi Chiang Mai. Beda dengan di Suvarnabhumi Airport...kalau di Chiang Mai Airport kita bisa pesan taksi ke arah kota Chiang Mai dengan tarif yang sama semua yaitu 120 THB (Rp 36.000). Selama di Chiang Mai aku menginap di Lanna Palace Hotel. Sebelumnya mau menginap di Hotel Suriwongse tapi ternyata pada tanggal ini fully booked.

Supir taksi yang mengantar kami namanya Jon, dia bisa bahasa Inggris sedikit. Dia juga menawarkan diri mengantarkan kami kalau mau pergi tour. Tapi saat itu kami masih pikir-pikir, pengen ngeliat harga paket tour yang lain dulu. Setelah check in dan sholat...aku rebahan dulu menikmati kamar hotel dulu lah hehehe...abis selama di Thailand kamar hotel cuman ditempati menjelang tengah malam sampai pagi...yah sesekali siang2 menikmati suasana kamar hotel barang sejenak.

Tapi gak bisa lama-lama rebahan menikmati kamar hotel karena perut udah protes minta diisi...dan kami tidak berani makan di hotel ini karena mereka juga menyediakan hidangan pork alias babi jadi takut kalau tempat masaknya sama...yang halal jadi gak halal dong kalau tercampur gitu. Sebelum keluar hotel, Arum sempat tanya soal paket tour yang disediakan hotel. Emm...resepsionisnya agak2 bingung ditanya soal tour walaupun akhirnya mengeluarkan beberapa bundel itinerary paket tour.

Ah perut yang lapar gak bisa membuat kami cepat mengambil keputusan. Jalan kaki ke sekitar hotel dan akhirnya menemukan Ruammit Restaurant yang menyediakan makanan halal (ada tanda halal yang dikeluarkan pihak berwenang di Thailand). Kami disambut 2 orang gadis pelayan restaurant. Begitu kami duduk mereka memberikan daftar menu...tapi gak ada harganya...langsung kami tanya,"how much?" (sambil nunjuk salah satu menu) tapi mereka hanya geleng-geleng...pertanyaan diubah,"price?"...mereka tetap geleng-geleng sambil senyum2 bingung....olalaaaa...ternyata mereka gak bisa bahasa inggris yang sederhana sekalipun. Menggunakan bahasa tubuh mereka juga tetap gak ngerti...aku nyaris putus asa...gimana cara nanya harganya ya???
Sampai akhirnya Arum ngeluarin buku Lonely Planet Thailand, dan ternyata disitu ada kata-kata dalam bahasa Thai yang menanyakan soal harga...eh si Mbak yang satu tetap geleng-geleng (aduh mbak cantik dan imut tapi kok...gak tega ngomongnya)...untungnya si mbak yang satunya ngerti...trus ke belakang dan balik udah membawa daftar harga....fiuuuhhhh akhirnya....

Kami ngeliat daftar menu dan akhirnya memutuskan memilih menu Tom Yam Kung...ya...itu adalah satu-satunya masakan Thailand yang akrab dengan lidah kami hehehe...dan berharap rasanya selezat Tom Yam di New World City Hotel tempat kami menginap di Bangkok. Untuk minumannya aku pesan Ice Lemon Tea. Walaupun aku udah menunjuk gambar Ice Lemon Tea tapi si Mbak yang cantik dan imut itu belum yakin trus dia nunjuk tulisan Thailand yang sebaris dengan tulisan Ice Lemon Tea...aku ngangguk aja...please deh Mbak...aku kan gak ngerti tulisan "Sansekerta" tpai ya udahlah mending ngangguk aja daripada lama. Ternyata selain gak bisa bahasa Inggris mereka juga gak bisa baca tulisan latin (garuk2 kepala).

Yuhuuu makanan datang....nyam..nyam...nyam...rasanya....standar :D
Jauh banget kalau dibanding rasa Tom Yum New World City Hotel...jauh lebih enak Tom Yam bikinan Koh Amin di ITC Mangga Dua Lt 2. Kuahnya encer banget, isinya hanya udang dan jamur tiram (biasanya Tom Yum pakai jamur kancing), ya mungkin karena Chiang Mai daerah pegunungan jadi susah untuk mendapatkan seafood yang lebih beragam...mungkin...
Ok gak apa-apa...yang penting perut terisi makanan halal :)

Selesai makan, jalan lagi cari2 agen tour...hmm sepinya Chiang Mai di hari Minggu...banyak toko yang tutup bahkan agen tour juga banyak yang tutup. Akhirnya kami menemukan 1 agen tour yang buka dan Arum dengan Bahasa Inggrisnya yang lancar itu nanya-nanya disana. Untuk paket tour ke Doi Suthep kami dikenakan biaya 500 THB/orang dan untuk paket tour fullday keesokan harinya di Doi Ithanon kami dikenakan 1.000 THB/orang. Hmm...mikir2 dulu....trus kami keluar dan menghubungi Jon (sopir taksi yang mengantar dari bandara ke hotel), kemudian menelpon Jon dengan menggunakan telpon umum (dan menghabiskan begitu banyak uang koin karena pulsanya berjalan cepat sekali)

Kata Arum dia tetap gak nangkep isi pembicaraan Jon...karena Bahasa Inggrisnya yang gak jelas...intinya Jon minta 2.000 THB tapi gak jelas itu untuk sehari atau dua hari. Trus Jon aku sms...sekali...gak dibalas...dua kali gak dibalas...sampai akhirnya kami memutuskan menggunakan jasa agen tour profesional yang udah kami kunjungi sebelumnya.Sms ke Jon lagi untuk memberitahu bahwa kami tidak jadi menggunakan jasanya...eh gak ada balasan lagi. Aku bilang ke Arum,"Jangan2 Jon gak bisa baca tulisan latin, kayak pelayan restaurant yang tadi itu." "Masa sih?" kata Arum. Tapi kayaknya asumsiku itu benar karena ternyata HP orang2 Thailand menggunakan bahasa dan tulisan Thai.

Kembali ke agen tour dan kami memutuskan ke Doi Suthep padahal hari udah cukup core, udah sekitar pukul 16.00. Kami ke Doi Suthep dengan menggunakan taksi karena memang cuma berdua. Perjalanan ke Doi Suthep lumayan bikin perutku mual karena jalannya berliku-liku menanjak keatas. Perjalanan memakan waktu sekitar 45 menit.

Untuk naik ke kompleks Doi Suthep pengunjung bisa naik melalui anak tangga yang jumlahnya ratusan itu atau melalui Tram. Gratis untuk penduduk lokal dan bayar 50 THB/orang untuk turis asing. Pengunjungnya tidak terlalu banyak. Kami mengambil gambar dari semua sudut dan dari Doi Suthep ini kami bisa menyaksikan kota Chiang Mai. Cuman disana banyak anjing, aku & Arum yang sama2 takut ama anjing jadi jalannya minggir2. Aku takut tersentuh aja sih bajuku, kalau kena moncong anjing kan najis berat tuh.

Kami gak lama berada di Doi Suthep. Kami segera kembali ke kota Chiang Mai karena mau ke Night Bazaar. Oya kalau hari Minggu di pusat kota Chiang Mai ada juga Sunday Market. kalau Night Bazaar ini letaknya dekat banget dengan Hotel Suriwongse (tinggal nyebrang aja). Just info: hotel yang menyediakan makanan halal di kota ini salah satunya adalah Hotel Shangrilla...tapi berhubung bintang 5 jadi rate-nya ya gak terjangkau untuk kami yang kelas pekerja ini hehehe.
Kalau untuk mendapatkan makanan halal di sekitar tempat kami menginap lumayan mudah sebenarnya karena di dekat situ banyak komunitas muslim. Hanya saja karena keterbatasan waktu kami gak sempat mengeksplorasi.

Sebenarnya dari Lanna Palace hotel menyediakan settle bus untuk ke night bazaar tapi kami udah ketinggalan karena dijemput jam 7 pm...katanya adalagi jam 8 pm...tapi kami tunggu2 gak ada juga deringan telpon ke kamar kami dari resepsionis. Akhirnya kami memutuskan berjalan sendiri...jalan kaki sekitar 1 km. Di pinggir jalan kami menemukan penjual makanan halal. aku beli Rotee Mataba (sejenis Martabak gitu lho) dengan harga 25 THB (Rp 7.500), lumayanlah untuk menganjal perut.

Jalan lagi ke Night Bazaar...baru liat-liat sebentar eh turun hujan yang semakin lama semakin deras. Pedagang dan pembeli sama hebohnya...pedagang sibuk mengamankan dagangannya dari air hujan dan pembeli sibuk mencari tempat berteduh...dan aku gak bawa payungku...hadewwww...

Setelah berteduh cukup lama dan hujan mulai mereda aku masuk ke salah satu kios yang jual aneka pernak pernik dari kain dan akhirnya beli. Kalau di Night Bazaar kayaknya harus nawar habis-habisan deh karena mereka kasih harga dagangannya juga gila-gilaan. Misal: kalau pedagang bilang harganya 300 THB tawar aja jadi 75 THB atau 100 THB. Yah nasib...nasib...di Thailand sering dikira orang lokal dan diajak ngomong pake Bahasa Thai...tapi begitu mereka tau aku turis langsung deh harganya jadi melonjak.

Hari semakin malam dan hujan terus aja turun...aku & Arum memutuskan untuk balik ke hotel. Mo naik Tuk-Tuk eh sopir Tuk-Tuk pasang harga mahal karena tau kami turis padahal cuma jarak 1 km. Akhirnya kami nekat jalan kaki dengan berlindung di atap beranda toko2 di pinggir jalan...tapi kadang tetap kehujanan juga. Sambil jalan aku mikir...gini nih gara2 terlalu pelit gak mau naik Tuk-Tuk hahahaha.... yah gak apa-apalah merasakan sesekali ujan-ujanan di negri orang :D

Sampai hotel...mandi...sholat...istirahat...
Harus menyiapkan stamina untuk besok pagi ke Doi Ithanon :)

0 comments:

Posting Komentar