Semua orang tentu pernah merasakan kesedihan dari tingkatan terkecil sampai tingkatan terbesar. Sedih karena kucing piaraan mati, sedih karena teman sepermainan harus pindah sekolah, sedih karena dapat nilai jelek, sedih karena difitnah orang, sedih karena gaji yang tetap segitu-gitu aja, sedih karena ada saudara atau orang tua yang meninggal, sedih karena dikhianati orang yang kita sayang dan bentuk sedih-sedih lainnya.
Sepertinya aku udah pernah mengalami semua bentuk kesedihan yang aku tulis diatas. Tentu saja efeknya beda-beda untuk tiap bentuk kesedihan itu. Kalau saat aku kecil dulu rasa sedih hanya bertahan dalam hitungan jam...abis itu trus lupa karena asyik main ama temen-temen. Kalau dapat nilai jelek pernah sekali jaman kuliah, tapi aku biasa-biasa aja karena ternyata mayoritas temenku dapat nilai jelek...hmm kalau kata Bapak dulu apabila dalam satu kelas mayoritas murid/mahasiswa dapat nilai jelek berarti emang guru/dosennya yang gak bisa mengajar dengan baik.
Sedih yang butuh waktu bertahun-tahun adalah saat Bapak meninggal, memang saat Bapak meninggal di pelukanku tidak ada air mata yang mengalir padahal saat itu hatiku hancur. Seperti ada bagian tubuh yang terlepas, seperti ada ruang hampa di dada...yang terasa kosong dan begitu sesak. Sampai saat ini pun saat aku kangen dengan kehadiran Bapak aku juga menjadi sedih. Bukan karena tidak ikhlas Bapak dipanggil Allah SWT...tapi tetap aja ada rasa sedih.
Sedih karena dikhianati orang yang aku sayang juga pernah. Menurutku...cinta itu memang bikin orang sepintar dan secerdas apapun menjadi bodoh. Cinta bisa menjadikan kita budak, jadi hati-hatilah terhadap sesuatu atau seseorang yang kita cintai. Hanya cinta kepada Tuhan dan Orang Tua yang tidak akan menjadikan kita sebagai budak. Terkadang logika berlawanan dengan perasaan, tetapi seringnya perasaan yang menang saat kita sedang jatuh cinta. Sedih karena cinta...reaksinya tergantung masing-masing individu, ada yang cepat pulihnya, ada yang lama pulihnya. Tergantung seberapa kuat keinginan kita untuk move on, tergantung kesadaran kita bahwa di luar sana masih begitu banyak orang yang jauh lebih berkualitas.
Kalau gak punya duit sih gak bakalan bikin aku sedih hehehe...rezeki sih sudah ada yang mengatur dan tidak akan pernah salah alamat. Karena pengalamanku selama ini saat aku tidak punya duit dan aku tetap bersyukur rezeki akan datang mengalir secara tiba-tiba. Saat aku menyedekahkan sedikit uang yang aku punya di siang hari..sore harinya aku langsung mendapatkan rezeki yang jumlahnya berlipat-lipat dibandingkan uang yang aku keluarkan untuk sedekah. Saat aku menyedekahkan sebagian bonus yang aku terima kepada saudaraku yang kekurangan...Allah SWT membalas dengan rezeki yang tidak putus-putusnya mengalir. Sebaik-baiknya bersedekah adalah bersedekah kepada keluarga sendiri yang kekurangan. Jangan sampai kita rajin bersedekah kepada orang lain sementara keluarga kita sendiri kekurangan.
Saat aku sedih biasanya aku akan memperbanyak dzikir kepada Allah SWT. Allah SWT yang Maha membolak-balikkan hati manusia. Mungkin disisi hati yang lain masih ada perasaan sedih karena disakiti tapi disisi hati yang lain bersyukur karena jadi tahu kualitas orang yang sudah menyakiti kita itu. Disatu sisi mungkin merasa sedih karena orang tua meninggal, tapi disisi lain bersyukur karena orang tua termasuk orang yang disayang oleh Allah SWT sehingga tidak dibiarkan lama menderita karena sakit.
Melihat teman yang penghasilannya jauh lebih tinggi apakah ada rasa iri? Pasti pernah ada rasa iri. Tapi kembali lagi kita harus bersyukur. Buat apa merasa sedih dengan rezeki yang sudah ditetapkan Allah SWT untuk kita. Mungkin saja kalau penghasilan kita tinggi, kita menjadi orang yang tinggi hati, menjadi orang yang sombong. Jadi segala sesuatu itu pasti ada hikmahnya. Semakin kita tidak bersyukur maka rezeki akan semakin menjauh dari kita. Rezeki itu bukan hanya uang...badan sehat itu rezeki, punya keluarga yang harmonis itu rezeki, punya anak-anak yang sehat dan cerdas itu rezeki, punya teman-teman yang baik itu rezeki, punya pekerjaan itu rezeki dan masih banyak bentuk rezeki lainnya. Bahkan kita masih bisa bernafas dengan normal itu juga rezeki. Jadi kenapa kita mesti bersedih.
LA TAHZAN...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Akhir-akhir ini tulisan mbak agak mellow bin galau atau sentimentil menurutku. Sedang broken heart?
BalasHapusTulisan ini termasuk yang sentimentil ya? hehehe...baru nyadar :D
HapusBener nih broken heart?
BalasHapusNggaklah :))
Hapusjangan sedih mba semangat dooong
BalasHapus