Hampir setiap hari aku selalu menelpon Ibuku, kecuali kalau beliau lagi sangat sibuk atau aku berada di tempat yang tidak ada sinyal HP. Rasanya ada yang kurang kalau dalam sehari aku belum mendengar suara Ibuku dan mendengarkan cerita-ceritanya. Terkadang beliau mengulang cerita yang udah pernah beliau ceritakan, tapi ya itulah orang tua kadangkala lupa. Aku aja yang jauh lebih muda terkadang juga lupa :D
Pagi tadi saat aku telpon Ibuku, dengan penuh semangat beliau bercerita tentang kegiatannya, cerita saat beliau mengikuti pengajian dan berangkat beramai-ramai dengan teman-temannya. Trus sampai pada satu ketika beliau bercerita tentang soal dandan...ya berdandan...memakai bedak, lipstik dan baju yang bagus.
Ibuku bilang kalau dulu Bapak (saat beliau masih hidup) sangat suka melihat Ibuku berdandan. Berdandan disini maksudnya Ibuku memakai baju yang bagus dan bersih, memakai bedak dan memakai lipstik biarpun tipis. Bapak sangat tidak senang saat melihat Ibuku memakai baju yang lusuh. Pernah suatu waktu Bapak mendapat rezeki dan berniat membelikan Ibu baju baru, dan Bapak ngotot mengantar Ibu belanja baju baru ke toko karena Bapak gak mau kalau uang yang diberikan untuk membeli baju dan lain-lain oleh Ibuku dibelikan emas. Ya...Ibuku senang berinvestasi, beliau senang membeli sawah dan emas. Jadi saat itu Bapak mau memastikan bahwa uang yang diberikannya kepada Ibu benar-benar dipakai untuk membeli baju baru... :)
Aku ingat saat dulu Bapak tersadar dari koma selama dua hari...begitu sadar beliau langsung tersenyum kepadaku yang saat itu ada disamping ranjang Bapak di Rumah Sakit. Trus Bapak bilang kepadaku,"Nduk, itu Ibumu suruh ganti baju masa lusuh gitu dan pucat." Mendengar hal itu Ibuku tertawa campur menangis. Menangis karena terharu melihat Bapak tersadar dari komanya dan tertawa mendengar permintaan Bapak. Maklum beberapa hari menunggu Bapak di Rumah Sakit tentu sangat menguras tenaga dan pikiran Ibu, jadi beliau tidak terpikir untuk memakai baju bagus, apalagi berdandan.
Pada saat Ibuku berdandan dan setelahnya, Bapak terus menatap Ibu dengan penuh kekaguman. Aku sendiri tidak pernah meragukan rasa cinta dan sayang diantara orangtuaku. Aku tidak pernah sekalipun melihat beliau berdua bertengkar di depan anak-anaknya, Ibu selalu berusaha meladeni Bapak dengan baik dan Bapak pun selalu berlaku sangat baik terhadap Ibu. Tidak pernah aku melihat dan mendengar Bapak mencela masakan Ibu biarpun saat itu masakan Ibu kurang garam atau kebanyakan garam, Bapak selalu bilang rasanya pas...enak...sambil tersenyum. Kata Bapak kepadaku,"Kita harus selalu menghargai Ibu yang sudah bersusah payah memasak untuk kita Nduk, masak itu kan capek...kalau misalkan kurang garam tinggal kita tambahi sendiri garam, kalau kelebihan garam kita tambahin aja air atau gula."
Saat aku dan Bapak sedang nonton TV berdua dan ada artis wanita di TV yang menurutku cantik trus aku bilang,"Pak, artisnya cantik banget ya." Jawab Bapak,"Ah, masih cantikan Ibumu, di dunia ini gak ada wanita lain yang lebih cantik dibanding Ibumu."
Saat itu aku berpikir ah berlebihan banget sih Bapakku ini, tapi setelah aku renungkan itulah wujud rasa cintanya Bapak ke Ibuku. Seandainya setiap laki-laki berlaku begitu manis terhadap istrinya, saling menghargai diantara keduanya, saling menjaga kesetiaan diantara keduanya...alangkah manisnya hidup ini.
Laki-laki itu adalah makhluk visual, jadi sangat wajar apabila seorang laki-laki tertarik saat melihat wanita yang cantik dan terawat. Tinggal bagaimana laki-laki itu menahan diri untuk setia pada istrinya dan tetap memandang istrinya dengan penuh kekaguman dan rasa cinta...istri satu-satunya dari awal menikah sampai dia menghembuskan nafas terakhirnya.
Al Fatihah untuk Bapak semoga selalu damai disisi Allah SWT...
Semoga Ibu selalu diberi kesehatan, keselamatan dan ketentraman hidup...
Semoga aku dan adikku bisa membahagiakan Ibuku, selalu membuat beliau merasa tentram dan damai...Aamiin...Aamiin..Aamiin..Allahumma Aamiin...
Aku malih kelingan pak Hud, Ri....
BalasHapus