Hari itu waktunya Bulek check up lagi ke MMC. Berhubung dari apartemen ke MMC sangat dekat jadi kami hanya berjalan kaki saja, tinggal menyeberang jalan udah nyampe.
Seperti biasa setelah daftar di administrasi, saatnya antri di depan ruangan dokter. Dan aku seperti biasa juga...mencari tempat duduk yang dekat dengan colokan...maklumlah power bank-ku bermasalah semua dan power bank yang terakhir tersiram air tanpa sengaja hiks hiks jadi gak bisa dipakai lagi, sementara HP penuh dengan aplikasi yang menghabiskan daya baterai begitu cepat. Btw kalau pergi ke Malaysia atau Singapore jangan lupa ya bawa colokan berkaki 3, kalau di Saudi Arabia colokannya sama kayak di Indonesia. Ya daripada setelah sampai di malaysia bingung dengan colokan yang ada kan lebih baik prepare dari Tanah Air...ya kan?
Ternyata sama sang dokter Bulek disarankan pergi ke dokter urolog untuk meminta rekomendasi soal obat-obatan yang perlu dipakai saat masa pengobatan. Nah ternyata dokter yang dituju sedang cuti, akhirnya balik lagi ke dokter yang satunya dan disarankan pergi ke dokter sejawatnya yang lain lagi.
Nah waktu di dokter urolog ini aku gak ikutan masuk ke ruangan dokter, aku duduk manis di depan ruangan dokter...kursinya empuk euy...mana AC-nya dingin banget pula jadilah aku terkantuk-kantuk. Dan ternyata kata sepupuku kondisi di dalam ruangan dokter jauh lebih dingin lagi :D
Setelah konsultasi dengan dokter kami memutuskan untuk jalan siang itu, menunggu bus umum di depan mall tapi busnya gak nongol-nongol, akhirnya kami jalan ke arah halte depan rumah sakit dan menunggu bus disana. Bus umum di Melaka ini jauh lebih sedikit dibandingkan bus umum yang ada di Penang, kalau di Penang gak perlu nunggu lama bus udah datang, tapi kalau di Melaka kadang harus menunggu 30 menit sampai 1,5 jam baru ada bus yang melintas.
Bus Umum di Melaka |
Nah waktu naik bus umum itu ada pengalaman yang gak enak, saat itu bus udah hampir masuk wilayah Melaka World Heritage City...naiklah seorang turis asing berkulit putih pria dengan ransel besarnya...seketika itu juga terciumlah bau yang sangat tidak sedap. Hampir semua penumpang bus langsung menutup hidungnya, aku langsung minta tissue basah ke Bulekku....benar-benar gak tahan sama baunya. Ya ampun Mas Bule...udah gak mandi berapa hari sih?????
Tidak berapa lama kami turun di depan Giant, memang udah niat mau belanja sih. Untung juga bisa terbebas dari bau yang sangat tidak sedap itu...fiuuuuhhhh. Btw harga sayuran segar dan buah import di Giant Melaka ini jauh lebih murah dibandingkan harga buah import di Indonesia, misal: 1 kg lemon di Indonesia harganya berkisar 70K - 80K nah kalau di Melaka harganya RM 10 sekitar 35K. Sekotak kecil blueberry di Indonesia harganya sekitar 120K sedangkan di Melaka RM 8,9 sekitar 30K (bedanya jauh banget ya).
Oya kalau belanja di Giant Malaysia jangan lupa bawa tas belanjaan sendiri ya, karena kita tidak diberi tas plastik oleh Giant untuk meminimalisir pencemaran sampah plastik...bagus juga kalau hal seperti ini diterapkan di Indonesia, tapi biasanya orang Indonesia akan memilih belanja di tempat lain yang memberi tas belanja hahaha...susah juga ya...hadeuh...
Di Australia juga saat belanja grocery juga harus membawa tas belanjaan sendiri lho, yah siapa tau mau jalan-jalan kesana dan pengen belanja :)
Selesai belanja kami langsung kembali ke apartemen. Nah sepupuku ngajakin keluar lagi malem harinya...tapi waktu itu aku berasa sangat lelah, eh akhirnya gak ada yang keluar, mandi, makan, sholat, tidur deh...
Day 5
Pagi-pagi kami sudah siap-siap, karena rencananya pagi itu kami mau pergi ke daerah Ayer Keroh. Kami harus naik bus nomor 17 lagi menuju ke Terminal Central Melaka, ongkosnya RM 1,3/orang. Dari Terminal Central kami harus naik bus nomor 19 arah Ayer Keroh, perjalanan lumayan lama sekitar 1 jam. Ongkos bus dari Terminal Central Melaka ke Ayer Keroh adalah RM 2,6/orang. Dan kami turun di Mini Malaysia & Asean Cultural Park. Biaya untuk masuk ke tempat ini adalah RM 24/orang (sekitar 80K), mahal juga ya.
Tadinya aku membayangkan Mini Malaysia & ASEAN Cultural Park ini seperti Taman Mini Indonesia Indah tapi ternyata beda jauh banget. Memang ada sih rumah-rumah adat ala negara-negara bagian Malaysia dan negara-negara ASEAN, tapi kesannya tuh kurang terawat...yang terawat hanya sebagian kecil saja.
Disana ada pertunjukan tarian khas Malaysia dan saat itu yang nonton hanya kami ber-4 dan seorang ibu muda dengan dua anaknya yang masih kecil. Sangat sangat sepi...
Kami masuk ke rumah adat khas Penang. Di dinding rumah adat Penang itu dipasang foto-foto kue-kue khas Malaysia dan ternyata sama dengan kue-kue tradisional di Indonesia hanya beda nama saja. Ada juga cetakan berbagai macam kue tradisional yang diletakkan di dalam bingkai kaca.
Di jalan keluar ada toko yang menjual souvenir khas Melaka dan Malaysia pada umumnya. Harga souvenir di Melaka ini sama di semua tempat, mau di tengah kota maupun di tempat wisata harganya sama semua, misal: magnet kulkas RM 4/pcs, RM 10/3pcs. Tapi ada juga magnet kulkas yang harganya lebih murah yaitu yang bentuknya lembaran uang Malaysia. Aku sih sebagian souvenir beli di toko souvenir di dekat Tamingsari, aku beli mug yang bergambar Melaka World Heritage City, piring pajangan, magnet kulkas dan gantungan kunci (standar banget ya hehehe). Nah kalau ke Malaysia jangan lupa beli coklat Beryl's...menurutku enakkkk bangettttt. Aku beli coklat beryl's yang rasa tiramisu, soal kehalalan jangan khawatir, produk-produk coklat tersebut ada logo halalnya kok. Kalau coklat sih di Giant juga ada, di bandara apalagi....banyak banget dijual beraneka ragam coklat baik yang produk lokal Malaysia maupun coklat buatan Swiss dan negara lainnya.
Kami tidak begitu lama di Malaysia & Asean Cultural Park. Kami menunggu bus umum untuk kembali ke Terminal Central....dan ternyata setelah 1,5 jam kami menunggu bus tidak juga muncul. Akhirnya kami naik taksi dengan biaya RM 40. Jangan dibayangkan taksi di Melaka itu bagus-bagus seperti taksi di Indonesia atau di Singapore, taksi di wilayah Malaysia itu rata-rata memakai mobil sedan tua, dengan kondisi AC yang sudah tidak dingin lagi dan tidak menggunakan argo. Kalau disuruh memilih aku memilih naik bus umumnya saja, sangat nyaman dan AC-nya dingin pula plus jauh lebih murah tentunya.
Setelah sekitar 40 menit kami sampai di Terminal Central Melaka, nah berhubung perut udah lapar jadi kami mampir makan dulu di tempat makan yang ada di Terminal Central ini, masakan khas Indonesia :)
Perjalanan lanjut lagi ke pusat kota, naik bus nomor 17 lagi. Kali ini saat sampai di Melaka World Heritage City aku turun, sementara Bulek dan dua sepupuku melanjutkan perjalanan sampai di Giant. Nah berhubung pergi sendirian dan lupa tidak membawa tongsis jadi ya fotoin bangunan aja, sesekali selfie juga sih hehehe...
Hampir semua bangunan yang ada di wilayah Melaka World Heritage City berwarna merah dan yang jelas bersih dan satu lagi yang aku suka...di sudut manapun yang aku lewati tidak pernah tercium bau pesing. Beda banget ya dengan di Kota Tua Jakarta....fiuuuhhhh....
Berhubung aku itu bukan penggemar museum jadi ya aku hanya fotoin bangunan museum dari luar aja, aku gak berminat untuk masuk ke dalam museum. Aku malah lebih menikmati melihat perahu yang lalu lalang di Melaka River, enak juga duduk-duduk di pinggir sungai...merasakan hembusan angin yang sejuk di tengah siang yang sangat terik saat itu. Ada juga penjual minuman dan makanan di pinggir sungai tapi semua begitu tertata dan rapi, tidak ada yang membuang sampah sembarangan.
Puas menikmati Melaka World Heritage City aku berjalan ke arah apartemen. Lumayan berkeringat juga jalan kaki di tengah hari bolong seperti saat itu.
Sesampai di apartemen segera sholat dan rebahan bentar...dan sorenya ternyata diajak jalan lagi. Kali ini aku menyempatkan mampir ke Giant karena mau beli coklat Beryl's. Sempat tergoda masuk ke konter hush puppies yang sedang diskon, tapi mengingat waktu jadinya batal deh.
Jalan lagi ke arah Taman Merdeka lanjut terus ke Dermaga Melaka River. Tadinya sih Bulekku pengen naik Melaka River Cruise lagi, tapi ternyata batal. Akhirnya setelah duduk-duduk sebentar kami kembali ke apartemen. Harus siap-siap karena keesokan harinya kami sudah harus ke Kuala Lumpur dan pulang ke Jakarta.
Day 6
Pagi-pagi kami sudah siap-siap untuk menuju tempat pemberhentian bus Trans Nasional Malaysia, tempatnya itu di samping MMC jadi kami tinggal jalan kaki aja. Tidak perlu menunggu terlalu lama bus datang dan meluncurlah kami ke Kuala Lumpur, langsung ke Kuala Lumpur International Airport 2 di daerah Sepang Malaysia.
KLIA 2 itu bentuknya futuristik ya...keren...dan yang jelas tertata rapi. Di dalam KLIA 2 ada mallnya juga, jadi kalau masih punya waktu cukup banyak bisa belanja-belanja dulu. Toko-toko coklat bertebaran dari pintu masuk sampai dekat tempat boarding, dan yang penting harga coklat di luar bandara dan di dalam bandara juga gak beda jauh, harga souvenir juga sama kayak di luar bandara, beda banget sama di Thailand harga souvenir di dalam bandara alamakjang bisa 10x lipat dibanding diluar bandara.
Nah berhubung kami harus melewati bagian imigrasi jadi harus datang lebih awal, jangan terlalu mepet. Karena KLIA 2 ini begitu besar, kalau datang mepet kayaknya bakalan ketinggalan pesawat deh mengingat begitu besarnya bandara dan begitu jauhnya pintu masuk dengan bagian imigrasinya.
Kami makan siang dulu di dalam bandara, menu siang itu adalah nasi briyani....herannya tumben lidahku bersahabat dengan menu ala India, saking lapernya kali ya :D
Selesai makan kami menuju ke Musholla untuk sholat, selesai sholat langsung menuju ke tempat boarding. Saat itu pesawat delay kurang lebih 35 menit. Tidak berapa lama kami masuk ke pesawat dan cus pulang ke Jakarta.
Setelah menempuh 2,5 jam perjalanan sampailah kami di Terminal 3 bandara Soekarno Hatta. Bulek dan para sepupuku pulang ke apartemen sepupuku, sementara aku langsung pulang ke Benhil. Nunggu bus arah Blok M lama bener....1,5 jam nunggunyaaaaaa. Di bus aku bilang ke kondekturnya untuk turun di halte sebrangnya JHCC. Ternyata oh ternyata dengan alasan jalanan macet penumpang bus Damri yang turun di Semanggi dan sekitarnya diturunkan di belokan depan RSAL. Bayangin aja dengan kondisi badan yang capek dan membawa koper diturunkan secara "paksa" di belokan jalan yang gak ada ojek maupun angkot....sumpah kesel banget....tapi udah gak punya tenaga untuk protes. Aku turun bersama 3 penumpang lain dan kahirnya jalan ke arah RSAL, jalan ke arah Jl. Benhil Raya untuk cari ojek atau angkot.
Huffff....ternyata benar-benar udah nyampe di Jakarta ya...back to reality....
Play Free Spins, No Deposit Casinos, & Exclusive Bonuses at
BalasHapusClaim your bonus at Lucky Club Casino & get up to luckyclub.live £500 + 20 FREE Spins at no extra cost! Exclusive Offers, No Deposit Signup Bonus, Free Spins.