Subuh sekitar pukul 04.00 WITA kapal mulai bergerak ke arah Pulau Moyo. Hmm...udara begitu segaaarrrr....dan akhirnya sampailah kami di Pulau Moyo. Dari kapal ke pantai Pulau Moyo kami harus berenang, dan baru kali ini aku berenang di laut tanpa menggunakan fins dan snorkel...alamak capeknyoooo. Maklum aku hanya berenang saat snorkeling di laut, udah gak pernah lagi berenang di air tawar atau kolam renang, jadinya berasa sangat capek.
Dari pantai kami berjalan ke dalam hutan Moyo untuk menuju ke air terjun Moyo. Perjalanan memakan waktu kurang lebih 30 menit melewati pohon-pohon besar, semak-semak, sungai....dan akhirnya kami sampai di air terjun. Aaaahhhhhh akhirnya kami ketemu dengan air tawar...bisa mandi sepuasnya nih setelah di kapal mandi dengan jumlah air tawar yang sangat terbatas.
Air terjunnya model bertingkat. Kami pelan-pelan naik ke atas dengan cara merambat seperti cicak di tebing batu-batu yang berada di sisi air terjun. Kami harus sangat hati-hati karena ada beberapa bagian yang sangat licin, batu yang terendam air justru tidak licin sedangkan batu yang tidak terendam air justru sangat licin. Setelah berjuang beberapa lama akhirnya kami sampai di bagian atas air terjun....wuaaahhhhh menyenangkan....
Setelah puas menikmati bagian atas air terjun kami turun lagi....dan lagi-lagi kami harus extra hati-hati untuk menuruninya...fyi saat itu kami bertelanjang kaki jadi tentu saja lebih licin kalau menginjak batu atau tebing. Wuiiiihhhh benar-benar nikmat mandi di air tawar yang dingin.
Puas menikmati air terjun, kami kembali lagi ke arah pantai. Oya selama di hutan Moyo ini harus hati-hati dengan beberapa jenis ular, salah satunya ular hijau yang berbisa...ularnya kecil dan ramping berwarna hijau daun.
Setelah puas mandi air tawar yang dingin di air terjun Moyo...kami harus menghadapi kenyataan berenang lagi menuju ke kapal...otomatis kena air asin lageeeee....hadeuhhh lengket lagi :))
Perjalanan berlanjut lagi ke Pulau Satonda di wilayah Dompu. Di Satonda ada danau air asin yang terbentuk karena letusan Gunung Tambora. Untuk menuju ke pantai lagi-lagi kami harus berenang dari kapal, tapi kami menggunakan snorkel dan fins jadi bisa lebih cepat mencapai pantai. Snorkel gear kami tinggalkan di salah satu gazebo yang ada di pinggir pantai kemudian kami berjalan ke arah danau air asin. Cuma butuh beberapa menit berjalan kaki ke arah danau air asin. Begitu sampai langsung kami nyemplung ke danau. Nah di danau Satonda ini ada fish spa...emmm apa ya nama ilmiahnya...yah pokoknya ikan-ikan kecil yang sering dipakai untuk spa kaki itu lho. Ikan-ikan tersebut langsung mengerubungi kaki-kaki kami dan menggigiti kaki kami...terasa geli hehehe...lumayanlah bisa spa kaki :)
Pantai Satonda |
Seperti biasa narsis sepuasnya dan setelah puas baru deh keluar dari danau hehehe...
Selesai menikmati danau air asin kami snorkeling di Satonda. Puas snorkeling kami naik lagi ke atas kapal untuk makan, mandi dan sholat tentunya.
Malam itu kapal terus berlayar tanpa henti untuk menuju ke Gili Laba di Kepulauan Komodo. Dan mungkin karena seharian berbasah-basahan malam itu aku masuk angin...halah gak keren banget...berasa mual dan pusing. Akhirnya minum tolak angin, pake minyak gosok penghangat badan dan minum teh hangat. Malam itu aku tidak tidur di atas karena kalau tidur di atas goncangan kapal sangat berasa, aku memilih tidur di geladak bawah. Aku dan Meli tidur di geladak bawah sementara yang lain tidur di atas. Dan ternyata aku tidur sangat pulas padahal gak pake kasur lho hanya beralas karpet di atas lantai kapal.
Day 4
Aku terbangun sekitar pukul 05.00 WITA, selesai menunaikan sholat subuh langsung ambil kamera siap-siap menunggu sunrise di atas kapal. Sunrise memang bisa dilihat dari mana saja, tapi saat kamu berada di tengah laut dan bisa melihat sunrise itu sesuatu yang istimewa :)
Kapal terus melaju ke arah Gili Laba dan kami sampai di Gili Laba sekitar pukul 07.15 WITA. Agenda kali ini adalah trekking naik ke puncak Gili Laba. Sumpahhhh ini adalah perjalanan yang sangat melelahkan, berasa banget buat orang yang nyaris gak pernah olah raga sepertiku. Dengan lereng yang terjal dan gak ada landai-landainya sedikitpun karena jalanan terus menanjak...sukses membuat nafasku ngos-ngosan dan keringat mengucur deras. Tapi aku bertekad harus sampai ke puncak. Rugi dong udah jauh-jauh kesini gak sampai ke puncak. Jadi aku jalan atau lebih tepatnya merambat pelan-pelan, kalau kehabisan nafas berhenti sebentar untuk istirahat...dan akhirnya aku sampai juga ke puncak Gili Laba...hooooreeeeeeeeee!!!!!!!!!!!!
Segala rasa capek serasa hilang begitu saja begitu melihat keindahan yang tersaji dari puncak Gili Laba. Melihat birunya lutan, bukit-bukit yang hijau kekuningan, kapal kami yang bersandar di tepi pantai...wuah benar-benar indah.... Subhanallah.... Allahu Akbar.... indah sekali bumi ciptaanmu ini Yaa Rabb... indah... sangat indah... Alam Indonesia memang begitu indah, semoga keindahan ini akan tetap terjaga selamanya... Aamiin... Jangan sampai ada tangan-tangan jahat yang merusaknya.
Puas menikmati pemandangan Gili Laba yang begitu menakjubkan....naluri narsis kami mulai muncul lagi hahahaha... langsung deh segala macam pose narsis ditampilkan. Rugi dong udah susah payah mencapai puncak Gili Laba kalau gak buat pose narsis disini ;)
Benar-benar indah...belum pernah aku melihat keindahan alam seperti ini di tempat lain...pokoknya wow banget deh view di puncak Gili Laba :)
Matahari semakin tinggi dan kami harus segera turun karena agenda masih berlanjut untuk snorkeling di Red Beach. Yaaa kami akan snorkeling di Red Beach yang terkenal itu. Jangan tanyakan berapa lama perjalanan kami dari satu tempat ke tempat lain, karena aku gak ingat persisnya...terlalu asyik menikmati perjalanan yang menyenangkan ini :)
Begitu sampai di Red Beach lagi-lagi kami harus berenang ke pantai, mencari tempat yang agak teduh untuk meletakkan dry bag. Nah sebelum mulai snorkeling kami seperti biasa bernarsis-narsis dulu. Setelah itu barulah kami snorkeling di Red Beach. Terumbu karangnya indah, berwarna-warni dan banyak ikannya.
Kami tidak bisa berlama-lama di Red Beach karena kami harus segera menuju ke Pulau Komodo. Sebenarnya kami agak kesorean karena sebentar lagi Taman Nasional Komodo tutup. Kapal bersandar di dermaga Pulau Komodo dan kami tergesa-gesa berjalan ke arah pintu gerbang. Karena hari sudah sore jadi kami hanya mengambil short trek. Kami ditemani oleh 2 orang Ranger yang bernama Pak Sofyan dan Ical. Setelah menerima beberapa pengarahan mulailah kami melakukan trekking di Pulau Komodo ini.
Belum lama kami berjalan kami bertemu dengan komodo. Ada rombongan bule-bule di bagian samping komodo tersebut, dan kami berdiri di bagian lain. Bedanya pengunjung bule dengan kami, kamau bule-bule itu fokus mengambil foto-foto komodo dalam berbagai sudut sedangkan kami sibuk mengambil posisi untuk narsis dengan komodo hahaha... yah walaupun akhirnya bule-bule itu ikutan narsis juga dengan komodo sih :D.
Point penting yang harus dicatat saat berada di Pulau Komodo yaitu:
- Jangan berisik, bersikaplah yang tenang, jangan membuat gerakan yang mengejutkan apabila bertemu komodo karena akan dikejar oleh komodo.
- Komodo muda bisa memanjat pohon, berenang dan berlari dengan kecepatan 18km/jam sedangkan komodo tua tidak bisa memanjat pohon. Jadi seandainya menghadapi kemungkinan terburuk dikejar komodo berlarilah secara zig zag.
- Komodo memiliki 3 mata, mata yang ketiga terletak di dahinya.
- Perempuan yang sedang menstruasi boleh-boleh aja ikut trekking di Pulau Komodo tapi harus bilang ke Ranger-nya dan berjaloan di belakang Ranger persis untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, karena indra penciuman komodo sangat tajam. Tanda bahwa komodo mencium bau sesuatu adalah lidahnya menjulur-julur keluar.
- Jangan sekali-sekali berjalan di Pulau Komodo tanpa didampingi Ranger karena komodo menyebar di seluruh pulau.
- Komodo adalah binatang kanibal, komodo bisa memangsa sesama komodo bahkan kalau ada salah satu kaki komodo yang terluka dan mengeluarkan darah bisa saja komodo tersebut memakan kakinya sendiri.
- Jangan membuang sampah sembarangan, hal ini tidak hanya berlaku di Pulau Komodo tapi dimanapun kita berada ingat JANGAN BUANG SAMPAH SEMBARANGAN!!!
Oya satu hal lagi yang membuat kami terhenyak...Ranger komodo itu tidak digaji oleh Pemerintah, mereka hanya bergantung dari tip pengunjung dan itupun jumlahnya dibagi untuk semua Ranger yang ada disitu. Bagaimana bisa pekerjaan yang mempertaruhkan nyawa tidak mendapatkan gaji??? Apakah masuknya Komodo ke 7 keajaiban dunia itu salah satu faktornya karena Rangernya tidak digaji ini??? Benar-benar ajaib!!!
Perjalanan berlanjut ke Kampung Komodo yang berada kurang lebih 2km dari Pulau Komodo. Begitu kapal merapat di dermaga kami disambut oleh puluhan anak-anak kecil usia sekolah dasar. Mereka terus mengikuti kemanapun kami melangkah. Tujuan kami adalah ke Taman Bacaan Pelangi untuk menyerahkan batuan buku kacaan untuk anak-anak di Kampung Komodo. Disini aku merasa sangat trenyuh...melihat betapa anak-anak kecil di Kampung Komodo ini haus akan bacaan. Bayangkan saja...mereka tinggal di wilayah yang sangat terpencil dan untuk mendapatkan buku bacaan akan terasa sangat sulit. Betapa beruntungnya anak-anak yang tinggal di wilayah yang sudah lebih maju. Bersyukurlah bersyukurlah bersyukurlah...
Aku menyesal karena hanya membawa sedikit buku bacaan kesini, kalau tau lebih awal pasti aku akan membawa lebih banyak lagi buku bacaan untuk mereka. Mungkin lain waktu kalau Indra kesana lagi aku akan titip buku bacaan untuk mereka. Dan tentu masih banyak daerah pelosok lain lagi di Indonesia tercinta ini yang anak-anaknya sangat membutuhkan buku bacaan. Berbagilah dengan mereka kawan...berbagilah...karena dengan berbagi kamu akan mendapatkan kebahagiaan :)
Yah malam itu kami kembali ke kapal dengan perasaan mengharu biru. Malam itu kami bermalam di Gili Kalong, dalam posisi kapal diam di teluk.
Bersiap untuk melanjutkan perjalanan esok hari...stargazing...zzzzzzzzzzzzzz........
info sailing trip dri labuan bajo yang murah ada gak?
BalasHapusMaaf sy tidak punya info trip dari
BalasHapusLabuan Bajo, coba googling aja ya.