Saat ini kebanyakan keluarga di kota-kota besar membutuhkan pembantu atau asisten rumah tangga, apalagi kalau suami dan istri sama-sama kerja di luar rumah. Sudah jamak melihat anak-anak pergi ke sekolah hanya diantar supir dan pengasuhnya. Atau melihat ibu-ibu muda yang belanja di pusat perbelanjaan sementara pembantu atau baby sitter mengikutinya di belakang dengan mendorong stroller. Problem yang dihadapi banyak keluarga di perkotaan adalah sulitnya mencari pembantu rumah tangga, kalaupun ada kebanyakan tidak bisa bertahan lama.
Aku sering mendengar cerita-cerita dari teman-temanku mengenai pembantu-pembantu mereka. Ada yang beruntung mendapatkan pembantu yang baik, cekatan, pintar masak, setia, jujur dan sederet kebaikan lainnya...tapi ada juga temanku yang bolak balik harus nyari pembantu baru. Kenapa temanku yang satu begitu beruntung sementara temanku yang lain selalu tidak beruntung dengan urusan pembantu?
Ternyata setelah aku amati hal itu bukan masalah beruntung dan tidak beruntung. Tapi masalah bagaimana teman-temanku itu memperlakukan pembantu-pembantunya. Temanku yang satu memberi instruksi kepada pembantunya dengan nada yang lembut dan bersahabat, dia tidak menuntut pembantunya melakukan semua pekerjaan rumah tangga, kalau memang pembantunya tidak bisa memasak ya dia masak sendiri atau ibunya yang memasak...yang penting saat sedang bekerja tidak mainan HP terus, kalau pekerjaan udah selesai baru boleh main HP. Nah sementara temanku yang satu lagi...alamakkkk galak bener ama pembantu dan baby sitternya. Saat di kantor aku sering mendengar dia marah-marah dan bentak-bentak baby sitter atau pembantunya lewat telpon. Kalau kayak gitu caranya bagaimana pembantu bisa tahan lama??? Terkadang diperlakukan dengan baik aja gak tahan lama apalagi kalau digalakin mulu. Nah akhirnya dia sendiri yang kelabakan mencari pembantu dan baby sitter lagi.
Aku sendiri sejak kecil oleh orang tuaku selalu diajarkan untuk berlaku baik terhadap pembantu. Kebetulan sejak kecil aku dibiasakan mandiri, dalam artian membereskan tempat tidur sendiri, nyuci sendiri, bantuin Ibu masak, nyapu halaman rumah, membersihkan rumah. Nah apa dong fungsinya pembantu dirumahku? kebetulan dari dulu aku tidak punya pembantu yang tinggal serumah, mereka hanya datang pagi dan pulang sore dan itupun tidak setiap hari....jadi tugasnya ya membantu membereskan rumah. Kata orang tuaku kami harus memberikan makanan ke pembantu sama dengan makanan yang kita makan, kalau kami makan rawon ya pembantu diberi rawon, kalau kami makan soto ya pembantu diberi soto. Dan tetap harus sopan terhadap pembantu. Pembantu kan manusia yang punya perasaan, mereka bisa sedih dan marah apabila mendengar perkataan yang menyakitkan dan mereka bisa senang dan bahagia apabila mendengar kata-kata yang menyenangkan.
Pembantu di kostku dulu sering curhat ke aku, aku sih ngedengerin aja dia cerita. Dia udah seneng banget kok ada teman bicara dan ada orang yang mau ngedengerin curhat-curhatnya. Tapi pembantu juga beragam wataknya, ada yang rajin, ada yang baik, ada yang suka pinjam uang, ada yang hobi bergosip bahkan ada yang suka mencuri. Jadi kita lah yang harus pintar-pintar memilih dan memilah. Pembantu rumah tangga kan hanya salah satu profesi dari sekian banyak profesi yang ada. Tentu saja orang-orangnya juga beragam attitude-nya.
Tapi aku tetap percaya kok kalau kebaikan itu akan membawa kebaikan. Apabila kita memperlakukan pembantu kita dengan baik maka dia juga akan berlaku baik terhadap kita, apabila kita berlaku buruk kemungkinan besar dia juga akan berlaku buruk terhadap kita. Jangan karena kita merasa sudah mempekerjakan mereka trus kita berhak membentak-bentak dengan seenaknya. Berapa sih gaji yang sudah kita berikan ke pembantu? Dengan gaji yang besar pun kita tidak berhak memperlakukan orang dengan seenaknya apalagi kalau kita beri dia gaji yang kecil.
September 25, 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
:)) :)] ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} ~x( :-t b-( :-L x( =))
Posting Komentar