Besok atau lusa umat Islam di Indonesia akan menjalankan ibadah puasa Ramadhan. Kalau aku sih menunggu pengumuman resmi dari Pemerintah aja untuk memulai puasanya. Kan dalam Islam kita harus mematuhi Umaro' atau Pemerintah, jadi kalau misalkan Pemerintahnya yang salah mengambil keputusan ya pemimpin-pemimpin itu yang akan menanggung dosanya. Jadi pemimpin itu kan tanggung jawabnya dunia akhirat, jadi tidak gampang lho.
Kalau aku perhatikan selama ini, selama bulan puasa kebanyakan masyarakat di Indonesia itu menjadi lebih komsumtif. Maunya saat puasa makan yang enak-enak, lebih istimewa dibanding hari biasa. Kalau misalkan yang berlaku seperti itu keluarga yang mempunyai anak kecil dan baru belajar puasa...menurutku wajar saja. Karena harus menyediakan makanan yang menarik untuk si kecil agar tidak malas berpuasa apalagi saat sahur si kecil harus ikut bangun dini hari dan santap sahur, jadi makanannya harus dibuat semenarik mungkin untuk si kecil. Saat berbuka pun demikian, harus ada makanan yang menarik untuk anak kecil. Tapiiii...seharusnya hal ini tidak berlaku untuk orang yang sudah dewasa. Saat buka puasa bukanlah saat kita makan segala macam makanan yang enak-enak...jadi seperti balas dendam karena pagi-sore berpuasa.
Puasa hakekatnya adalah menahan segala hawa nafsu, hawa nafsu untuk makan dan minum, hawa nafsu birahi, hawa nafsu belanja barang-barang yang tidak kita butuhkan dan hawa nafsu lainnya. Dengan berpuasa diharapkan tubuh menjadi lebih sehat karena kerja jantung, usus, ginjal dan organ-organ dalam tubuh lainnya lebih terkontrol. Dengan berpuasa kita diharapkan bisa merasakan penderitaan orang-orang miskin yang harus menahan lapar karena tidak punya uang untuk membeli makanan, dengan berpuasa diharapkan kita bisa mengendalikan diri kita untuk menjadi manusia yang lebih baik lagi. Saat bulan puasa semua hal baik yang kita lakukan adalah ibadah dengan pahala yang berlipat jumlahnya dibanding hari biasa. Jadi kesempatan untuk berlomba meningkatkan kadar keimanan kita, kadar kebaikan kita dengan berbagi dengan orang lain yang kekurangan, belajar menjadi manusia yang lebih baik dari hari ke hari.
Pagi ini aku sempat ngobrol dengan pedagang bubur ayam langgananku:
Aku: "Selama puasa jualan bubur, Pak?"
PDA: "Tidak Mbak."
Aku: "Trus jualan apa?"
PDA: "Saya mau cuti tahunan, istirahat di kampung selama puasa dan lebaran."
Aku:"Kampungnya dimana?"
PDA:"Malang, Mbak."
Aku: "ooooooo..."
Hebat ya dia, benar-benar bisa menikmati hasil kerjanya dengan cuti tahunan pulang ke kampung halamannya selama 1,5 bulan. Semoga selama di kampung juga bisa beribadah dengan lebih baik selama bulan puasa ini :)
Tapi kalau semua pedagang makanan di Jakarta selama bulan puasa ini pulang kampung...wah sengsara juga nih orang-orang yang malas masak seperti aku ini hehehehe...
Marhaban Yaa Ramadhan...
Terima kasih Yaa Rob masih Engkau berikan umur kepadaku untuk menikmati puasa tahun ini...
Semoga aku bisa menjadi manusia yang lebih baik lagi...
Aamiin... Aamiin... Aamiin.. Yaa Robbal Alamin...
marhaban yaa ramadhan
BalasHapus