Mei 21, 2014

Nusa Dua, Pantai Pandawa & Pantai Padang-Padang

Hari terakhir untuk jalan-jalan di Bali....jadwalnya adalah ke Nusa Dua, Pantai Pandawa dan Padang-Padang. Kami berangkat pukul 08.30 WITA dengan tujuan pertama adalah ke Pantai Nusa Dua. Melewati jalan tol Bali yang masih baru....hmm bagus juga ya pemandangannya...bisa melihat hutan bakau, deretan kapal-kapal dan awan-awan di langit biru. Biaya tol untuk mobil adalah Rp 10.000.


Gak berapa lama kami sampai di Nusa Dua, melewati pemeriksaan security di gerbang depan karena memang di Nusa Dua ini ada beberapa hotel berbintang jadi tentu pemeriksaannya lebih ketat untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. Dari parkiran ke pantai kami masih harus jalan kaki...matahari lumayan terik juga walaupun masih pagi.
Pantai Nusa Dua terdiri dari dua bagian...bagian sebelah kiri benar-benar pantai...tidak ada kursi-kursi pantai yang berjajar.


Sementara di sebelah kanan dipenuhi oleh deretan kursi pantai yang terisi oleh turis asing dan turis lokal. Kami tidak begitu lama di Nusa Dua karena masih harus meneruskan perjalanan lagi. Tujuan berikutnya adalah ke Pantai Pandawa.


Setelah beberapa lama kami sampai di Pantai Pandawa. Jalan menuju ke Pantai Pandawa itu begitu gersang dan jarang ada perumahan penduduk. Kata Bli Wayan Neka, akses menuju ke Pantai Pandawa ini sengaja dibuat dengan membelah bukit batu yang ada disana...pemandangannya sungguh menakjubkan. Tebing-tebing batu yang hitam, tinggi menjulang dengan deretan semak yang menghijau...dan di depannya ada pantai yang begitu putih bersih dengan laut yang biru...indaaaahhhh...
Hanya panasnya itu lho yang seakan-akan bikin kulit mau meleleh...bener-bener menyengat.


 Kalau di Pantai Pandawa ini aku lihat pengunjungnya kebanyakan adalah wisatawan domestik, wisatawan asing ada tapi tidak begitu banyak. Pantai Pandawa memiliki garis pantai yang panjang dan masih sangat bersih (mudah-mudahan sampai kapan pun tetap bersih). Wisatawan bisa menyewa kano kalau mau main air. Tapi aku udah kenyang main air...jadi sekedar menikmati pantai saja. 


 Di sepanjang dinding batu di dekat pantai dibuat patung-patung tokoh Pandawa Lima, kalau mau berteduh disitu juga enak kok...adem. Pas ambil foto gak sengaja ada yang lagi berduaan di bawah patung Bima...matching ya bajunya ama Bima :D


Puas menikmati Pantai Pandawa kami melanjutkan perjalanan ke Pantai Padang-Padang yang lokasinya agak jauh dari Pantai Pandawa. Untuk menuju ke Pantai Padang-Padang harus melewati beberapa anak tangga, melewati lorong yang sempit sampai akhirnya sampai di Pantai Padang-Padang. 


Disini ada batu karang yang besar-besar dan ombaknya cukup besar jadi ada beberapa wisatawan yang surfing, banyak juga wisatawan yang hanya berjemur terutama wisatawan asing...bahkan ada yang topless. Menurutku kurang cocok mengajak anak-anak untuk datang kesini, karena pemandangannya terlalu seronok untuk anak kecil.


 Waktu menuju ke pantai ini masih enak sih karena kan jalannya turun...nah waktu naiknya itu yang bikin ngos-ngosan. Aku sempat duduk untuk beristirahat karena benar-benar kegerahan....panas banget cuacanya...keringat udah mengucur deras plus ngos-ngosan karena harus menaiki anak tangga. Duduk manis dulu sambil kipas-kipas sementara adikku sibuk mengambil foto lorong. 
Okay saatnya kembali ke mobil....cussss perjalanan lanjut ke Kuta. Tujuannya ke Khrisna dan ke Joger. Di Khrisna sih aku hanya membeli beberapa camilan sampai pas bayar di kasir ditanya,"Hanya ini?"
Aku hanya ngangguk ringan. Mungkin dia heran ada orang yang belanja cuma habis beberapa puluh ribu sementara yang lain abis ratusan sampai jutaan hehehe....

Abis itu lanjut lagi ke Joger. Ada beberapa barang yang pengen aku beli. Pas lagi di tempat kaos eh liat kaos kecil lucu...bagus nih buat keponakan, lanjut ke bagian dewasa...beli kaos lagi, milih yang bahannya benar-benar nyaman buat dipakai. Sepertinya waktu yang aku habiskan buat memilih barang lebih cepat dibandingkan waktu yang aku habiskan buat antri...panjang aja nih antriannya ampe pegel, untung gak sampai mual kayak dulu gara-gara kelamaan berdiri.

Selesai acara belanja-belanja langsung kembali ke Denpasar. Besoknya adikku udah kembali ke Jawa Timur sementara aku masih dua hari lagi balik ke Jakarta. Jadi waktu yang tersisa selama di bali aku habiskan untuk bermain sama keponakan...melanjutkan ngajarin nyanyi, nemenin main, gendong-gendong dll.

Sampai akhirnya tiba saatnya aku harus meninggalkan Bali. Hmm...liburan yang menyenangkan...2 minggu liburan menyusuri NTB, NTT dan Bali. Meninggalkan kenangan indah dan kulit yang gosong hahaha...dan sampai sekarang tanganku masih aja gosong...kayaknya butuh waktu berbulan-bulan buat balik lagi nih...itemnya bener-bener meresap hehehe... 

Perjalanan Denpasar - Jakarta yang sebenarnya tidak butuh waktu terlalu lama ini buatku terasa sangat lama...kenapa??? Karena...entah mimpi apa aku...duduk sebelahan dengan orang yang punya aroma tubuh yang sangat tidak sedap... Dan aku tidak bawa masker...aku langsung mengaduk-aduk tasku mencari tissue basah dan untungnya ada. Jadi selama di perjalanan tissue basah itu nempel dimukaku sampai kering dan membuatku tidak bisa tidur padahal pengen tidur banget. Akhirnya sampai juga di Jakarta... Untung Tuhan berbaik hati dengan memberi pemandangan langit yang indah jadi perhatianku teralihkan.
Alhamdulillah sudah sampai dengan selamat...

Mei 20, 2014

Snorkeling di Pulau Menjangan

Pukul 04.00 WITA kami baru dijemput sama driver untuk menuju ke Lovina yang berada di wilayah Singaraja. Perjalanan dari Denpasar ke Lovina memakan waktu 2 jam. Sempat tidur sejenak di dalam mobil. Tujuan pertama kami adalah "berburu" Lumba-Lumba di Lovina. Kami sampai di Lovina pukul 06.00 WITA, langsung bergegas ke arah pantai karena udah ditunggu oleh kapal jukung yang akan mengantar kami ke tengah laut. Oya biaya untuk melihat Lumba-Lumba ini adalah Rp 80.000/orang.


 Kapal Jukung ini menggunakan mesin, kapal kami mulai menuju ke tengah laut. Cuaca masih agak gelap dan pelan-pelan langit mulai memerah...matahari pelan-pelan muncul. Jukung hilir mudik kesana kemari mencari lokasi Lumba-Lumba tapi belum ketemu juga. Semakin lama semakin terang dan...o...o....ternyata ada puluhan jukung selain jukung yang kami naiki dengan tujuan yang sama yaitu "berburu" Lumba-Lumba. 


 Saat ada satu jukung yang melihat Lumba-Lumba langsung jukung-jukung yang lain berlomba menuju ke tempat itu...dan bisa ditebak...begitu sampai lokasi Lumba-Lumbanya udah lenyap entah kemana. Dan begitu terus selama beberapa lama. Kadang aku beruntung melihat sirip Lumba-Lumba...walaupun cuma sekejap. Sampai akhirnya aku melihat segerombolan Lumba-Lumba yang sedang melompat dari jarak yang lumayan jauh. Jadi jangan harap dapet fotonya hiks, maklum kamera cuma kamera pocket hehehe... Kalau emang niat mau ambil foto Lumba-Lumba di Lovina ya harus bawa kamera SLR plus lensa tele plus punya skill memotret yang lumayan. Kalau nggak ya paling cuma dapat gambar siripnya doang hehehehe....

  
Puas "berburu" Lumba-Lumba, jukung diarahkan ke tempat coral, kalau mau snorkeling bisa snorkeling disini...tapi aku tidak berminat snorkeling di Lovina. Saat itu aku membawa roti jadi ikan-ikannya pada datang mendekati jukung saat dikasih remah-remah roti. Ikan-ikannya yang garis-garis kuning item itu lho apa sih namanya...pokoknya ikan yang selalu ada di laut manapun yang aku datengin. Nah waktu aku iseng nanya,"Bli, itu ikan apa sih yang garis-garis kuning item itu?"
Jawab Bli-nya,"Itu namanya Nemo Bali." Kami sempat bengong sebentar mendengar jawabannya dan abis itu langsung ngakak.
"Tahun depan akan keluar tuh Nemo Jakarta,"lanjut Bli-nya.
Hadeuh Bli, ditanya serius malah bercanda hehehehe....


Setelah itu jukung menuju ke pantai. Kami sarapan sebentar...pakai sup sayuran dan teh hangat. Selesai sarapan kami langsung menuju ke Menjangan. Perjalanan dari Lovina ke Menjangan memakan waktu sekitar 1,5 jam. Kami langsung menuju ke tepi pantai. Kapal-kapal di Menjangan itu tergabung dalam satu koperasi jadi harga sewanya sama semua. Nah saat aku ke Menjangan itu biaya sewa kapal Rp 475.000, jasa guide Rp 150.000, biaya masuk Rp 2.500/orang trus ada biaya asuransi seingatku sih Rp 4.000/orang.

Sebenarnya untuk sewa kapal ini bisa kok gabung dengan pengunjung lain jadi jatuhnya lebih murah per orang. Tapi karena saat itu kami udah kesiangan jadi pengunjung lain udah di Pulau Menjangan semua. Kalau mau gabung dengan pengunjung lain maksimal 10 orang dalam satu kapal. Peralatan snorkeling bisa sewa disana Rp 40.000/orang, sewa pelampung Rp 20.000/orang. Kalau kami tidak menyewa karena udah bawa sendiri semua peralatan dan tidak perlu pelampung. Sebenarnya kalau di laut itu apalagi kalau udah pakai snorkeling gear, biarpun tidak bisa berenang tidak pakai pelampung juga gak masalah kok....badan pasti ngapung kalau di air laut. Oya perjalanan menuju Pulau Menjangan memakan waktu 35 menit.

Sampailah kami di spot pertama, langsung siap-siap pakai snorkeling gear dan byuuuurrrrrr...
Subhanallah indahnya pemandangan bawah laut di Pulau Menjangan ini. Benar-benar sangat indah...terumbu karangnya beraneka warna dan ikan-ikannya juga berwarna warni dan banyak banget jumlahnya....wah benar-benar surga buat mata nih. Terbayarkan capeknya perjalanan dan mahalnya sewa kapal hehehehe.... Waktu itu guide-nya namanya Dayat. Dayat ini canggih deh...dia bisa bikin lingkaran dari air dan utuh sampai mencapai permukaan air. Dayat melakukan free dive trus bikin lingkaran itu...hebat euy...


 Dayat juga menangkap satu ikan buntal, jadi ikan buntal ini kalau dipegang dia langsung mengembungkan badannya sebagai proteksi dia. Ikan buntalnya berwarna kuning, lucu banget lho hehehe... Tapi kalau dipegang agak berlendir gitu...yah namanya juga ikan mana ada kalau dipegang kesat :D



 Pengunjung Pulau Menjangan ini kebanyakan Bule, turis domestiknya jauh lebih sedikit. Mereka berenang kesana kemari udah kayak ikan pesut aja....cepet banget...mungkin efek tungkainya yang panjang itu kali ya :D
Puas snorkeling di spot pertama kami menuju ke spot kedua. Spot kedua ini juga indah banget. Oya sekedar informasi untuk yang berminat diving di Pulau Menjangan untuk diver yang udah punya lisensi biayanya Rp 750.000/orang sementara untuk discovery diving biayanya Rp 850.000/orang. Sementara untuk sewa kamera bawah air Rp 150.000.
Nah si Dayat (guide) itu kemampuan mengambil fotonya lumayan bagus lho (bila dibandingkan guide-ku di Tulamben hihihi...). Dia bisa mengambil sudut yang bagus jadi fotonya keren, tapi aslinya lebih keren sih...pemandangannya lho ya bukan Dayat-nya hahahaha...


Puas banget aku snorkeling di Pulau Menjangan ini. Alam bawah lautnya benar-benar bagus banget, terumbu karang yang utuh, berwarna-warni, ikan-ikan yang banyak banget dan berwarna warni pula...indaaaahhhhhhh pokoknya. 
Oya Menjangan ini relatif dekat dengan Pelabuhan Gilimanuk, jadi kalau yang dari Jawa Timur bisa kesini lewat Gilimanuk aja. Hanya jangan tanya aku harus naik apa ya, aku juga gak tau hehehe...


 Akhirnya selesai juga kami snorkeling di Pulau Menjangan, saatnya kembali ke daratan. Disana ada beberapa kamar mandi yang bisa digunakan untuk mandi atau sekedar ganti baju. Kami tidak makan siang disana karena terus terang agak ragu dengan kehalalannya, seperti biasa kemana-mana selalu bawa bekal roti :)

Saatnya kembali ke Denpasar. Di perjalanan Bli Wayan Neka (drivernya) minta ijin berhenti sebentar karena mendapat titipan dari istrinya untuk beli anggur Buleleng. Akhirnya aku ikutan beli, harganya Rp 10.000/kg...murah banget ya.


 Perjalanan lanjut tapi tidak lewat Lovina lagi melainkan lewat jalur lain yang berakhir di Bedugul. Di perjalanan kami sempat beli durian lagi, rasanya beda dengan durian Tampaksiring...menurutku lebih enak durian Tampaksiring.

  
 Puas makan durian perjalanan lanjut lagi dan sampailah kami di danau kembar. Wuahhh aku baru tau ada danau kembar di Bali, soalnya dulu cuma ke Danau Bratan aja.


  Setelah itu perjalanan lanjut terus melewati Danau Bratan juga dan akhirnya beli buah lagi...kali ini beli strawberry. Nah pas perjalanan di Bedugul ini memakan waktu lama banget karena jalanan macet parah...selain sedang ada perbaikan jalan juga cuaca hujan dan kabut tebal, otomatis para pengendara mobil dan motor melambatkan kendaraannya. Alhasil perjalanan molor selama 2 jam...duh...

Dan akhirnya sampailah kami di Denpasar....uuuaaaahhhhh capeeeee buangeeetttttt. Capenya sih berasa banget pas macet. Tapi gak apa-apalah yang penting udah snorkeling ke Pulau Menjangan. Jadi kalau ke Bali jangan lupa ya ke Pulau Menjangan. Kuta, Sanur, Tanah Lot, Jimbaran itu udah terlalu mainstream...sekali-kali cari yang beda dong ;)

Saatnya istirahat untuk perjalanan besok...mau jalan-jalan ke pantai aja gak mau basah-basahan lagi...dan mau belanja :D

Mei 18, 2014

Diving @Tulamben

Yeahhh hari ini saatnya diving. Pagi-pagi kami sudah dijemput oleh driver dengan tujuan Tulamben dan Amed. Perjalanan dari Denpasar ke Tulamben memakan waktu 2 jam. Di sepanjang jalan di Tulamben banyak operator diving. Kami berhenti di salah satu operator yaitu Bali Reef Divers. Biaya diving disitu adalah Rp 300.000/orang untuk diver berlisensi, sedangkan untuk discovery diving (diver yang benar-benar baru mulai diving) biayanya adalah Rp 750.000/orang untuk sekali diving dan Rp 900.000/orang untuk dua kali diving.

Aku diving dua kali, pertama di Coral Garden, nah sewaktu diving di coral garden ini ada segerombolan Bump Head Fish yang lewat. Panjang Bump Head Fish yang ada di Tulamben saat itu sekitar 1 meter. Trus ada Butterfly Fish yang berwarna kuning cerah dan ikan kuning juga yang ukurannya lebih besar, aku lupa namanya. Di corel garden Tulamben juga ada clown fish yang berwarna orange putih. Oya kalau di Tulamben itu batu-batunya kayak batu sungai yang berwarna hitam.

Bump Head Fish
Butterfly Fish
  Setelah diving di coral garden kami istirahat dulu kurang lebih 1 jam. Setelah itu kami berjalan kaki menuju ke pantai dan akan melakukan wreck dive. Di lokasi ini ada bangkai kapal yang tenggelam puluhan tahun yang lalu dan sekarang ditumbuhi aneka terumbu karang dan menjadi rumah yang nyaman buat ikan-ikan yang berada disana. Saat diving kali ini telingaku terasa sakit, sepertinya aku mulai tertular flu keponakan-keponakanku. Gara-gara hobi nyiumin mereka. Saat mulai turun berasa banget euy sakitnya...walaupun aku beberapa kali memencet hidungku untuk menjaga stabilizer tapi tetap aja berasa sakit.

 Telinga yang sakit ini bener-bener mengganggu kesenanganku diving. Sebenarnya aku kepengen explore lebih banyak di sekitar bangkai kapal tapi apadaya aku udah gak tahan dengan telingaku. Jadinya aku naik duluan dibanding adikku. Padahal pengen juga ketemu ama hiu, karena kata temenku di Tulamben ada hiu juga...yah pengen kenalan aja hehehe.... Tapi hiu biasanya memang di bagian yang lebih dalam lagi, sementara baru di kedalaman 10 meter telingaku udah benar-benar sakit gara-gara mulai kena virus flu. 

 Okay waktu diving udah selesai (sebelum waktunya). Kami berjalan lagi ke arah Bali Reef Divers. Setelah mandi dan ganti baju kami langsung pulang. Dalam perjalanan pulang kami mampir ke Amed, tapi sekedar berhenti sebentar aja dan foto-foto. Sudah terlalu sore untuk snorkeling, karena kami seharian udah diving di Tulamben...udah capek juga. Perjalanan ke Denpasar memakan waktu 2 jam juga.

Sampai di rumah disambut dengan pertanyaan Azka,"Pergi lagi????" Emang sih aku perginya saat dia masih sekolah, begitu dia pulang sekolah langsung nanya ke Mbak-nya.
"Mbak Budhe kemana? "
"Pergi jalan-jalan."
"Uh kok Azka gak diajak sih..."
Maaf ya Azka sayang, bukannya Budhe tidak mau mengajak Azka jalan-jalan, tapi Azka kan harus sekolah. Lagian Budhe perginya buat diving jadi gak mungkin juga ngajakin kamu...cup cup cup...

Maunya sih langsung istirahat, tapi kok malah susah tidur. Padahal besok harus pergi pukul 03.30 WITA karena harus ke Lovina dan Menjangan. Akhirnya bisa tidur juga.....zzzzzzzzzzzz........................

Ubud, Kintamani, Tampaksiring

Hari ketiga di Bali barulah aku mulai jalan-jalan karena adikku juga baru datang hari itu sih. Schedule pertama adalah ke Ubud dan Kintamani. Di Ubud kebanyakan sih isinya galeri-galeri barang-barang kerajinan, tapi aku tidak tertarik belanja disana. Lagian dulu udah pernah menyusuri jalanan di Ubud. Aku juga males mampir ke monkey forrest cuma buat melihat monyet. Aku cuman pengen ke Terrace Rice di Tegallalang. Nah untuk masuk ke Tegallalang pengunjung kena biaya Rp 5000/orang. Terrace Rice atau Terasering banyak terdapat di daerah lain juga kok. Hanya saja karena berada di wilayah Ubud jadinya banyak menarik perhatian wisatawan terutama wisatawan asing. Di daerah Bedugul aku lihat ada beberapa Terrace Rice juga.

 Dari Tegallalang kami menuju ke Kintamani. Disana kami makan di Sari Restaurant dengan pemandangan menghadap langsung ke Gunung Batur. Oya makanan disini halal dan disini ada musholanya juga, jadi kalau mau sholat gampang. Sistem makan disini adalah All You Can Eat tidak termasuk minuman ya, paket buffetnya seharga Rp 97.000/orang. Menu yang enak disini menurutku adalah sate tuna dan sate lilit (daging ayam).

 Puas menikmati pemandangan Gunung Batur, kami memutuskan untuk pulang. Dalam perjalanan pulang kami mampir di salah satu perkebunan kopi Madu Sari yang menyediakan kopi luwak, perkebunan ini terletak di Tampaksiring. Ada pemandu yang menerangkan jenis-jenis kopi yang ada disana. Trus kami dipersilahkan untuk mencicipi aneka kopi dan minuman lain yang ada disana...kalau mau nyicipin kopi luwak harus bayar Rp 50.000/cangkir. Hmm...jadi pengen nyobain...padahal biasanya aku gak ngopi. Pengen tau aja kayak apa sih rasanya. Begitu aku minum...sruput...sruput...emmm menurutku rasanya sama aja kayak kopi lain hahahaha.... Ya gini nih kalau orang yang jarang banget minum kopi dikasih kopi yang katanya termahal di dunia, gak ada bedanya di lidahku hehehe...

 Disana ada toko kecil yang menyediakan aneka jenis kopi dalam kemasan, Jadi kalau pengunjung pengen membeli bisa belanja sepuasnya disitu. Aku sih beli Lemon Grass dan Kopi Ginseng. Harganya mahal euy untuk sekantong kecil kopi (kalau mau murah beli di warung aja ya hehehehe...)

 Pulang dari perkebunan Madu Sari kami mampir ke penjual durian yang letaknya dekat banget ama perkebunan. Uuhhh harum durian udah menusuk-nusuk hidung, duriannya matang di pohon....udah ngebayangin wah pasti enak nih. Ternyata rasanya benar-benar mantapppp...enak euy. Biji duriannya itu kecil dan dagingnya lembut dan tebal. Rasanya beda yang dengan durian bangkok atau durian medan....enaklah pokoknya. Harga durian ukuran besar Rp 40.000/butir. Aku beli 2 buah durian lagi untuk oleh-oleh sepupuku.

 Mampir lagi ke Pura Tirta Empul, biaya masuknya Rp 15.000/orang. Di Tirta Empul ada sumber mata air, dan sering digunakan pengunjung untuk mandi. Ikan-ikan yang berada di Tirta Empul dilarang ditangkap, jadi benar-benar bebas dari kecil sampai besar dan mati sendiri. Sebelum masuk ke area Pura...pengunjung diwajibkan memakai kain yang sudah disediakan oleh pengelola. Dari dalam area Pura Tirta Empul terlihat kompleks Istana Tampaksiring dari arah belakang. Pengunjung tidak boleh sembarangan masuk ke kompleks Istana kepresidenan itu, harus ada ijin khusus.

 Okay saatnya pulang ke Denpasar. Bau durian semakin terasa menusuk-nusuk hidung...lama-lama bikin pusing juga euy. Walaupun aku doyan banget durian tapi kalau harus mencium baunya di dalam mobil lama-lama mual juga. Kami sampai di Denpasar pukul 20.00 WITA. Langsung disambut oleh keponakan-keponakanku dan Azka langsung nanya,"Budhe pergi kemana, kok lama sekali?" 

Saatnya membersihkan badan, sholat, makan dan tiduuuurrrrr. Bersiap untuk perjalanan besok....zzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzz.........................